Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Perjalananku melihat kedalam diri

Sungguh saya tidak mengerti bahwa diri pun harus dikenal. Orang sekarang biasa memberi istilah "Pengenalan Diri". Saya baru menyadari tentang hal ini beberapa tahun terakhir. Meskipun proses yang dijalani dalam kehidupan sebenarnya sudah menjadi bagian dari "pengenalan diri" itu. Pada tahun 2017 terjadi skenario Allah yang benar-benar tidak pernah terlintas dalam pikiran apalagi menjadi rencana saya. Bermula saya mengenal seorang ibu, yakni istri dari rekan sejawat suami. Beliau beserta keluarganya baru saja pindah kantor dimana suami saya juga berkantor. Pada suatu hari beliau dan keluarganya datang ke rumah untuk bersilaturahmi. Disitulah saya mulai mengenalnya dan akhirnya kami sering kontakan melalui whatsapp. Saya mengenal beliau adalah reseller buku-buku bacaan Islami dan buku-buku edukasi lainnya. Bukan hanya buku, beliau juga menjual berbagai permainan edukasi buat anak-anak. Disitu saya mengenal beliau punya hobi membaca dan kebiasaan ini ia bangun dalam di

Tukang Jahit Keliling

Gambar
Pagi itu saya sedang menggendong si bungsu yang berusia 1 tahun 3 bulan. Bayi sudah sarapan dan mandi pagi. Menggendongnya di dekat jendela agar bayi bisa melihat keluar dengan pemandangan yang sangat terbatas. Halaman rumah yang  tidak seberapa luas. Sudah tidak ada lahan berupa tanah sedikitpun kecuali area yang berada di belakang pagar. Pada area inilah terdapat beberapa batang tanaman palem bercampur dengan tanaman yang biasanya difungsikan sebagai pagar bertumbuh. Kami menempati rumah kontrakan dimana pemiliknya lebih memilih memperluas bangunan permanen daripada bagian green living_nya. Yah lahan untuk sebuah perumahan di kota besar, sebut di Tangerang tepatnya di daerah Bintaro sudah terbatas. Jikalau pun memilih area yang luas pasti harganya juga mahal. Di depan rumah terdapat jalan yang lebih sempit dari jalan lainnya karena dibatasi oleh dinding tembok pembatas blok rumah lainnya. Akhirnya jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh satu mobil secara lapang. Jika berpapasan dengan

Disapa virus covid-19#2

Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga. Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya. Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti l

Disapa virus covid-19#1

Tahun 2022 adalah tahun ketiga terjadi pandemi covid-19. Menurut berita resmi sudah terjadi penurunan kasus, baik positif dan yang meninggal. Namun demikian pemerintah tetap menganjurkan menjaga prokes karena varian baru omicron  masih beredar di Indonesia. Meskipun varian ini tercatat menimbulkan gejala ringan, tapi penyebaran virusnya sangat cepat. Qadarullah pada hari keduabelas Ramadhan 1443H, tanggal 14 April 2022 suami tiba di rumah setelah melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru. Sesampai di rumah beliau mengabarkan dirinya sedang demam, meriang sejak malam tadi. Kami semua langsung menggunakan masker. Untuk sementara suami beristirahat di ruang tamu lantai bawah menggunakan spare kasur yang ada. Pikiran kami langsung tertuju pada virus covid. Tidak lama dari suami tiba, anak kami yang kedua juga mengalami demam dan tenggorokan sakit. Saya manaruh curiga gejala yang dialami anak kedua adalah radang tenggorokan biasa. Alasan utamanya karena anak-anak ketika buka puasa langsung

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #9

Sungguh sebuah keputusan yang tidak saya sesali ketika saya membeli mesin jahit secara diam-diam. Alhamdulillah dana dari arisan yang saya ikuti di kantor suami cukup untuk membayar harga sebuah mesin portable dengan spesifikasi standar. Sengaja saya tidak meminta dana dari suami karena ragu apakah nanti mesin jahit itu benar-benar saya gunakan. Pengalaman sebelumnya, saya pernah minta dibelikan juicer , tapi saya rajin menggunakan alat itu hanya sebentar saja lalu barangnya tersimpan begitu saja hingga saat ini. Pak suami sempat bilang "ah bunda, panas-panas tai ayam kalau punya barang.  Daripada dikatai begitu lagi, lebih baik saya diam-diam membeli mesin jahitnya. Setelah mesin sudah ada di rumah, ternyata beliau tidak protes sedikit pun. Bahkan ide agar membuat sarung kursi berasal dari dirinya. Mendapat ide seperti itu, saya merasa tertantang dan segera ingin membuatnya. Dibantu oleh seorang ibu dan juga sebagai penjahit kami mencari bahan ke pasar lalu membuat pola sarung ku

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #8

Alasan tidak ingin keterampilan jahit yang sudah baru didapatkan menjadi hilang, maka saya harus menambah jam terbang mendalami masalah dunia jahit. Lalu saya memutuskan ingin mengajar jahit krpada orang lain secara cuma-cuma. Orang pertama yang saya ajak belajar bersama adalah salah seorang wali murida di sekolah anak kami ketika masih tinggal di Medan. Beliau sangat antusias ingin belajar jahit. Ternyata dulu, ia adalah buruh jahit tapi tidak bisa mengukur badan pelanggan dan membuat pola. Tanggung jawabnya di tempat kerja hanya menjahit bahan yang sudah tergunting. Alhamdulillah kami berdua mulai belajar jahit dengan materi pertama adalah bagaimana cara mengukur badan. Esok hari, saya mencoba mengajak wali murid lainnya yang sedang duduk berkumpul di serambi mesjid menanti anak-anaknya pulang sekolah. Saya lakukan ini karena berpikir jika kami lebih ramai, ibu-ibu akan lebih semangat. Alhamdulillah satu-persatu ibu tersebut mulai bergabung. Kelas jahit saya adakan di rumah yang kebe

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #7

Membuat aksesoris masih terus saya lakukan. Saya coba membuat aksesoris jenis baru seperti gelang set dengan cincin tapi pakai rantai sebagai penyambung. Aksesoris semua jenis ini habis diborong oleh teman yang berada di kota lain. Tangan saya terasa sudah mulai pegal karena banyak menjahit dengan jarum tangan. Lalu terpikir oleh saya ingin beli mesin jahit. Alhamdulillah terima dana arisan, saya langsung gunakan uangnya untuk beli mesin jahit jenis portable . Karyawan distributor memberi pelatihan tentang cara menggunakan mesinnya selama 1 pekan. Tidak sulit mengoperasikan mesin jahit jenis portable, caranya sama saja dengan mesin jahit manual. Waktu SMP saya sudah bisa menggunakan mesin jahit manual tapi hanya tahu mengecilkan rok, menjahit yang sobek, pasang lambang di baju seragam sekolah, itu saja. Setelah punya mesin jahit, timbul keinginan bisa menjahit baju seperti gamis. Saya coba belajar secara otodidak lewat buku tutorial menjahit. Kemudian mengikuti pelatihan menjahit di ka

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #6

Sumber keuangan kami hanya berasal dari satu tempat yaitu gaji bulanan pak suami. Kadang saya tergoda ingin punya penghasilan sendiri, meskipun sebenarnya kami merasa kebutuhan sudah tercukupi dari penghasilan suami. Terdorong oleh bunyi sepenggal ayat dalam Al Quran yang artinya " sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya" . Hidup layak memang membutuhkan biaya. Hanya saja tidak semua orang memiliki kesempatan, akses, kompetensi dan lain sebagainya agar memiliki pekerjaan yang baik untuk mendapatkan penghasilan yang layak sehingga memiliki kehidupan atau kesejahteraan yang layak juga. Allah Maha Mengatur yang telah merancang ragamnya nasib dan pencapaian  bangsa dan manusia. Keberagaman ini pastilah punya tujuan mulia, yakni agar manusia di bumi dapat saling tolong-menolong dalam kebaikan. Menghindarkan diri dari sikap serakah, menguatkan rasa syukur, membangkitkan sikap empati dan saling berkasih sayang baik kepada manusia, alam maupun mahluk lainnya. Hat

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #5

Sudah merasakan manfaat melatih diri menabung dan berinvestasi secara terencana. Maksudnya dana untuk tujuan tersebut bukan dari sisa uang yang kita terima setiap bulan atau setiap periode tertentu. Kebiasaan ini membuat saya lebih terkendali dalam membelanjakan uang. Apalagi, sebenarnya saya sangat suka belanja, terutama pakaian-pakaian murah, aksesoris murah. Yah memang harganya murah tapi sering. Padahal barang-barang tersebut tidak juga sering terpakai. Hanya karena tergoda saat melihat iklan di media sosial dan atau di market place . Kebiasaan saya dulu yang suka beli barang murah, justru mendatangkan pemborosan untuk barang tertentu. Seperti sendal, sepatu, pakaian, dan lain-lain lebih cepat rusak. Akhirnya harus beli lagi. Tentang kebiasaan belanja pakaian murah, hal ini yang menjadi dorongan sehingga saya ingin sekali bisa menjahit baju sendiri. Saat semangat-semangat belajar jahit sedang ada, saya langsung beli mesin jahit. Pada awalnya saya belajar jahit sendiri, lihat tutori

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #4

Pada awalnya saya tertarik investasi emas berupa Logam Mulia Antam pada tahun 2012 karena melihat kegiatan arisan emas oleh teman-teman di kantor tempat saya dulu bekerja. Secara awam dalam hal ilmu keuangan yang saya ketahui saat itu, bahwa harga emas selalu naik, jadi jika dijadikan barang investasi kita tidak akan rugi asalkan menjual emasnya kembali pada waktu yang tepat. Nah, berangkat dari pemahaman tersebut saya mulai berani beli emas ketika sudah memiliki anggaran yang cukup. Pada tahun 2012 harga emas masih lebih rendah dibanding sekarang. Saya menyisihkan dana sejumlah Rp 200 ribu - Rp 300an ribu setiap bulan. Tergantung jumlah anggota arisan saat itu. Pada periode pertama arisan ada 14 orang peserta arisan. Pada periode berikutnya kami batasi menjadi 12 peserta saja agar arisannya tidak terlalu lama. Tepat selesai putaran atau periode ke 4, saya membubarkan kelompok arisan karena alasan syar'i. Tidak ada kendala berarti selama menjalankan arisan emas ini. Bahkan banyak y

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #3

Kami mulai menata keuangan keluarga, terutama dalam hal mindset. Saya butuh asupan ilmu dalam hal manajemen keuangan. Alhamdulillah, mendapat nikmat berupa karir suami yang berjalan baik. Beliau dan beberapa karyawan lainnya mendapat promosi menjadi pimpinan di kantor unit. Seperti pada instansi lainnya, biasanya tiap kantor mewadahi komunitas atau perkumpulan wanita yang terdiri dari istri pegawai dan karyawati. Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial dan mengikuti aturan sesuai kebijakan dari pihak manajemen (dinas) dan organisasi induk. Karena suami adalah pimpinan pada kantor yang bersangkutan, maka saya sebagai istri diamanahkan sebagai ketua perkumpulan wanita tersebut. Kesempatan baik, maka saya beserta pengurus menyusun program kegiatan edukasi. Salah satu edukasi mengenai manajamen keuangan keluarga sesuai syariat Islam. Tidak sulit menemukan pemateri dalam bidang ini. Seorang dosen UNP yang kebetulan adalah anggota perkumpulan namun berdomisili di unit lain. Beliau bersed

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #2

Pengunduran diri dari tempat bekerja saya lakukan atas kehendak sendiri. Saya dan suami tidak ingin hidup terpisah ditambah belum punya anak sepeninggalnya bayi kami yang pertama. Sumatera Barat, Padang tempat kerja baru suami bukanlah daerah yang dekat dari Makassar. Perlu dua kali naik pesawat untuk menjangkaunya. Tentu dengan jarak seperti ini pasti berpengaruh pada kondisi keuangan kami. Pilihan saya resign  pastinya juga mempengaruhi besar income kekuarga kami jadi berkurang. Memilih tetap bersama suami walaupun harus kehilangan pekerjaan dan pemasukan adalah pilihan yang tepat. Saya yakin rezeki tidak akan kemana. Toh mencari tambahan income  tidak harus menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Kebetulan dulu saya bekerja sebagai staf di bagian maintenance dan engineering pada sebuah industri pangan di Makassar. Alhamdulillah kami mulai resmi berstatus perantau. Tepat tahun 2007 menjadi warga pendatang di Padang, Sumbar. Tiga anak kami lahir, masing-masing lahir pada tahun 20

Manajemen Keuangan ala Saya #1

Boleh dikatakan saya tidak memiliki bekal ilmu pengaturan keuangan kecuali melihat cara mama saya mengatur keuangan di keluarga ketika masih bersamanya. Uang yang saya miliki tidak pernah berlebih untuk bisa saya gunakan sesukanya seperti makan di tempat mahal apalagi beli pakaian atau barang-barang khas yang dimiliki perempuan. Alhamdulillah sejak dulu kami sudah ditanamkan dengan pola hidup dibawah penghasilan. Tidak perlu gengsi menggunakan barang-barang lungsuran dari saudara atau beli dari pusat tempat jual barang preloved  yang biasanya didatangkan dari luar negeri. Harga barang seperti ini sangat murah tapi barangnya masih sangat layak digunakan. Meskipun demikian terkadang muncul keinginan untuk merasakan kuliner yang sering diiklankan di televisi. Ah pasti rasanya enak. Setelah kuliah, barulah dapat merasakan menu yang diidamkan itu. Inipun karena ditraktir kakak. Selepas kuliah, Alhamdulillah dapat pekerjaan dan punya gaji, yuhhuuu. Disinilah saya mulai merasa merdeka untuk b

Menjalani peran sebagai asisten lab#4

Dari peristiwa saya tersengat listrik, menjadi sebuah pengalaman tersendiri. Saya belum bisa melupakan seperti apa rasanya, meskipun besarnya sengatan yang ada saat itu bukanlah sumber tegangan yang cukup besar. Mungkin kejadian seperti ini sudah biasa bagi asisten lain, namun bagi saya terutama setelah menikah, kejadian tersebut sering teringat kembali. Setiap saya berhadapan dengan peralatan listrik baru, atau peralatan yang sudah lama, yang muncul pertama adalah bayangan rasa tersengat listrik seperti yang terjadi di lab. Saya cenderung takut dan ingin menghindari untuk menggunakan peralatan tersebut Namun tidak ada pilihan, maka saya berusaha menghadapi rasa takut ini dengan mengambil langkah atau prosedur agar tidak tersengat listrik, misalnya memastikan bagian peralatan yang bertegangan tidak terbuka, saya menggunakan pelapis atau pelindung tangan, alas kaki ketika menggunakan peralatan listrik yang sudah lama. Pengalaman yang tidak nyaman itu sebenarnya memberikan 2 hal bagi say

Menjalani peran sebagai asisten lab#3

Pada setiap percobaan, praktikan perlu memperhatikan petunjuk gambar. Untuk percobaan yang resiko bahayanya lebih besar biasanya kami asisten lebih banyak yang mengeksekusi merangkai peralatan. Praktikan cukup membantu memilih dan memgambilkan semua peralatan. Asisten memperlihatkan contoh cara merangkai antar komponen, bagaimana menyiasati jika salah satu alat rusak. Sambil merangkai, asisten juga menjelaskan proses listrik yang sedang terjadi untuk setiap perlakuan misalnya jika tegangan masuk dinaikkan, bagaimana pengaruh pada kecepatan motor, berapa arus yang melalui penghantar, dan seterusnya. Sungguh kaya akan pengalaman ketika kita menjadi asisten lab. Keinginan untuk melakukan riset terhadap timbulnya gejala listrik yang tidak lazim menjadi keseruan tersendiri. Kami dan praktikan juga sering terlibat diskusi karena munculnya banyak pertanyaan pengandaian. Kadang di penghujung diskusi dapat menemukan jawaban, tak jarang pula menjadi PR bagi praktikan untuk memancing rasa ingin t

My Home Team #4

Ada rasa berat meninggalkan tempat tinggal kami di Pekanbaru, terutama kondisi dan sikap warga perumahan yang sangat baik. Tinggal disana selama 4 tahun membuat hubungan kami dan tetangga sudah seperti keluarga. Anak-anak juga sangat betah berada dan tinggal di perumahan. Namun perjalanan hidup dan skenario Allah yang selalu berlaku. Kali ini, tepat usia adik bayi (bungsu) baru 1 minggu suami sudah efektif berkantor di Jakarta. Setelah bayi berusia 2 bulan lebih barulah kami, satu keluarga pindah. Alhamdulillah mendapat jadwal penerbangan sekitar jam 10.00an. Kondisi di bandara lumayan ramai tapi tidak seramai ketika belum pandemi. Saya yang menggendong bayi sedikit ada rasa cemas padanya, takut jikalau tertular virus covid karena belum bisa pakai masker. Alhamdulillah semua orang baik penumpang maupun petugas bandara sangat ketat dalam menjalankan prokes. Barang-barang sudah masuk bagasi, anak-anak bertanggung jawab terhadap barangnya masing-masing. Setelah beberapa tahun merasakan pe

My Home Team #3

Ponsel saya berdering, ternyata suami yang telpon. Hari itu adalah hari terakhir berpuasa. Ada rasa sedih karena Ramadhan tinggal hitung beberapa jam akan berakhir. Nuansa di bulan Ramadhan memang berbeda dari bulan lainnya. Ada ketenangan dan ingin tetap berlama-lama berada dalam suasananya. Hari itu saya dan anak-anak sudah menyiapkan diri akan lebaran secara terpisah dengan suami, sebagai akibat tidak bisa terbang dari Jakarta. Tiba-tiba pagi itu beliau telpon kemudian mengabarkan bahwa dirinya sudah boarding menuju Pekanbaru. Antara percaya dan tidak mendengar kabar darinya. Lalu saya sampaikan kepada anak-anak tentang hal ini. Bukan main senangnya mereka terutama si gadis kecil. Ia sudah lama menanti kedatangan ayahnya. Menyambut hari raya Idul Fitri kali ini berbeda dengan sebelumnya. Saya tidak lagi menyiapkan menu selengkap biasanya karena sebagian besar peralatan dapur sudah kami packing  beserta barang lainnya. Rencananya dua hari setelah lebaran kami boyongan pindah ke Jakar

My Home Team #2

Sebuah keadaan yang tidak pernah terduga terjadi, saat sedang butuhnya asisten rumah tangga (art) karena baru melahirkan dan masuk bulan suci Ramdhan, ditambah suami berada di kota lain, tiba-tiba kami dirundung musibah atas musibah yang menimpa art kami. Saya yakin Allah telah menetapkan rencanaNya yang pasti baik bagi kami. Sejak detik itu, ritme aktifitas kami berubah total. Saya maupun anak-anak menyadari dan menerima keadaan bahwa tidak bisa lagi menggantungkan segala urusan domestik kepada art. Urusan tersebut adalah menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya, tinggal bagaimana menjalankannya di tengah jadwal sekolah daring anak dan saya yang baru saja melahirkan. Bagi saya sendiri awalnya terasa berat karena membayangkan bahwa betapa repotnya melakukan bermacam urusan domestik sambil mendampingi anak sekolah dan merawat bayi yang masih merah. Tapi tak ada pilihan selain menghadapi keadaan. Yang membuat saya bersemangat adalah anak-anak tidak mengeluh atau mengajukan protes sedikit p

My Home Team

Gambar
Sebenarnya defenisi kata tim (team) bahkan contoh bentuk pelaksanaannya sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan sejak di bangku sekolah dasar kita sudah diajarkan bagaimana bekerja secara tim, atau lebih dikenal secara berkelompok. Bekerja secara tim atau berkelompok dalam lingkungan sekolah, semakin naik tingkat jenjang sekolahnya tentu semakin profesional  cara pelaksanaannya. Yang paling nyata penerapan kerja tim ketika mengikuti lomba pertandingan olah raga, misalnya olahraga sepak bola. Setiap regu terdiri dari 12 orang pemain yang memiliki tugas dan peran masing-masing. Meskipun peran yang dijalankan berbeda namun sama-sama memiliki tujuan yang sama, yakni bekerja sama untuk mencetak gol (goal). Nah cerita pengantar di atas bagaimana kaitannya terhadap home team  di keluarga saya? Yuk, silahkan simak cerita saya selanjutnya. Jauh sebelum saya mengikuti pelatihan "A" Home Team Facilitator  oleh founder Ibu Profesional Pak Dodik Mariyanto dan Ibu Septi Peni Wulandani, sa

Menjalani peran sebagai asisten lab#2

Saya sangat menikmati rutinitas yang saya jalani sebagai asisten lab. Beberapa perubahan baik yang terjadi pada diri saya, antara lain: lebih percaya diri, motivasi belajar dan baca buku meningkat, waktu lebih bermanfaat, kesempatan luas untuk belajar sama asisten senior. Niat awal yakni ingin menambah wawasan serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri, alhamdulillah dapat terwujud. Ada rasa lega dalam diri ini bisa terlepas dari rasa tidak percaya diri yang cukup menghambat saya agar lebih berani mengambil peran dalam kegiatan kemahasiswaan. Sejak menjadi asisten lab, saya merasa lebih berdaya. Banyak hal pentimg lainnya yang ikut terbangun seperti: manajemen waktu, kemampuan komunikasi, leadership, teamwork, curiousity , dan lainnya.  Semua asisten lab bergilir menjadi koordinator praktikum. Saya sempat mendapat peran sebagai koordinator praktikum mesin-mesin listrik untuk anak D3. Salah satu konsekwensi menjadi koordinator praktikum adalah siap mendampingi lebih banyak jumlah praktik

Menjalani peran sebagai asisten lab#1

Apa aja sih aktifitas seorang asisten lab? Ternyata banyak, jadwal praktikum cukup padat. Setiap semester selalu ada peserta praktikum. Praktikan tidak hanya berasal dari kampus regional, ada juga dari kampus extension . Biasanya peserta yang berasal dari luar, mereka adalah karyawan di perusahaan yang melanjutkan kuliah misalnya dari D3 lanjut ke jenjang S1. Kami sebagai asisten baru pun, masih ada beberapa jadwal praktikum pada semester-semester berikutnya. Kami asisten baru hanya boleh mendampingi praktikan menjalankan praktik yang sudah kami jalankan (lulus). Saya baru tahu bahwa ada privilege  yang kami dapatkan jika menjadi asisten di lab. Hak istimewa itu antara lain: - Memiliki kewenangan turut menyusun modul praktikum, kartu kontrol beserta anggaran biaya yang harus ditanggung setiap praktikan - Mengelola biaya operasional - Mendapat honor secara berkala dari jurusan - Mendapat kesempatan luas untuk mengikuti beberapa program undangan seperti seminar, pelatihan, dan lain-lain

Hari-hariku sebagai anak kuliah#3

Hari yang dinantikan telah tiba. Pengumuman kelulusan menjadi asisten laboratorium teknik energi. Ruang kuliah agak berjauhan dari ruang lab. Ruang kuliah ada di lantai 3 dan 4, sementara posisi lab berada pada gedung di seberang lantai dasar (bawah). Karena posisi lab ada di bawah, mahasiswa lebih sering menamai lab bawah. Hari itu kami kompak menuju ke lab bawah untuk melihat pengumuman. Sudah terpasang pengumuman dan ucapan selamat kepada yang lulus menjadi asisten. Antara percaya dan tidak, ada nama saya di lembaran tersebut. Alhamdulillah, senangnya bukan main. Pada jaman itu belum ada handphone (hp) , mungkin masih terhitung jari yang memiliki hp di Indonesia pada saat itu. Sehingga untuk memberi kabar tentang suatu hal kepada orang tua di kampung harus lewat surat yang dititipkan ke supir travel. Untuk bisa menitip surat ke supir, kita harus ke terminal antar kota terlebih dahulu. Kecuali jika kebetulan travel tersebut ada pengantaran kiriman atau penumpang di kost (pondokan). W

Hari-hariku sebagai anak kuliah#2

Tiba hari dimana kami yang mendaftar sebagai calon asisten laboratorium teknik energi untuk angkatan 1998. Kalau tidak salah yang mendaftar ada 7 apa 8 orang termasuk saya. Pendaftar perempuan hanya saya seorang, selebihnya adalah laki-laki. Pada sesi pertama kami mengikuti tes tulis dan presentasi berupa penguasaan materi. Kami dibagi dalam beberapa kelompok. Jujur saya sangat grogi selama mengikuti proses tes calon asisten, bukan karena perlakuan dari asisten senior, melainkan karena dari dalam diri saya sendiri. Perasaan tidak percaya diri  sangat mengganggu performa saya ketika harus menjelaskan atau presentasikan materi yang diminta. Dengan sekuat daya, pikiran berusaha tetap fokus, menampilkan dan menyampaikan pengetahuan yang saya ketahui. Sebelumnya saya telah mempersiapkan diri dengan mereview kembali materi-materi praktikum yang sudah dijalankan. Alhamdulillah sesi pertama telah kami lalui. Saya tidak berharap banyak, apapun hasilnya saya sudah siap. Sudah ingin menjalani pr