Hari-hariku sebagai anak kuliah#2
Tiba hari dimana kami yang mendaftar sebagai calon asisten laboratorium teknik energi untuk angkatan 1998. Kalau tidak salah yang mendaftar ada 7 apa 8 orang termasuk saya. Pendaftar perempuan hanya saya seorang, selebihnya adalah laki-laki.
Pada sesi pertama kami mengikuti tes tulis dan presentasi berupa penguasaan materi. Kami dibagi dalam beberapa kelompok. Jujur saya sangat grogi selama mengikuti proses tes calon asisten, bukan karena perlakuan dari asisten senior, melainkan karena dari dalam diri saya sendiri. Perasaan tidak percaya diri sangat mengganggu performa saya ketika harus menjelaskan atau presentasikan materi yang diminta. Dengan sekuat daya, pikiran berusaha tetap fokus, menampilkan dan menyampaikan pengetahuan yang saya ketahui. Sebelumnya saya telah mempersiapkan diri dengan mereview kembali materi-materi praktikum yang sudah dijalankan. Alhamdulillah sesi pertama telah kami lalui. Saya tidak berharap banyak, apapun hasilnya saya sudah siap. Sudah ingin menjalani proses dan menghadapinya adalah sebuah prestasi bagi saya yang selama ini memilih menghindar dari tantangan. Keraguan dan ketakutan mengenai apakah saya pantas atau tidak melakukannya, yang selama ini menjadi penghambat bagi diri saya untuk berbuat. Pelan-pelan saya merasa mampu tepis mental block itu, meskipun belum seluruh blocknya terbuka. Saya butuh awalan dorongan yang cukup kuat untuk melangkah mendobrak pintu penghalang mental saya. Bukan hal yang nyaman dilalui namun harus tegar melewatinya.
Esok hari adalah tes terakhir, yakni tes wawancara. Salah satu fase yang tak kalah membuat hati saya berdegup kencang. Kali ini, wawancara dilakukan seorang diri menghadapi semua asisten senior. Yang terpikir "ah bagaimana saya memberi jawaban strategis nantinya, kekurangan saya adalah komunikasi. Apakah nantinya saya bisa berpikir tenang jika suasana hati saya tidak mampu saya kendalikan (sangat grogi). Bismillah, ya Allah beri saya ketenangan!"
Deg....nama saya dipanggil dari dalam bilik tes wawancara. Beberapa peserta sudah selesai, dan tentunya mereka sudah tenang karena sisa menanti pengumuman.
Saya duduk di depan asisten senior. Mereka duduk hampir setengah lingkaran. Kaki tangan saya jadi dingin, seperti seorang terdakwa yang siap mendengarkan dibacakan vonis hukuman yang diberikan. Duh saya masih terjebak dalam over thinking. Saya coba baca dzikir, doa memohon pada Allah agar diberi ketenangan dan mampu berbicara dengan tenang dan lancar.
Pertanyaan pertama mulai diajukan oleh seorang asisten yang terkenal sangar. Hati saya langsung ciut. Pertanyaan yang ia ajukan tentang apa motivasi saya sehingga ingin mendaftarkan diri sebagai asisten. Tentu saya jawab secara singkat bahwa ingin mengembangkan diri, dan lebih memperdalam ilmu-ilmu terkait materi yang dipraktekkan. Satu hal yang membuat saya ragu pada jawaban itu, bukan pada isi kalimat melainkan cara atau wajah dan gesture saya ketika berbicara. Saya merasa sangat buruk ketika berbicara di depan orang banyak. Kekurangn saya ini benar-benar saya akui dan terima, jika hal tersebut menjadi sebab saya tidak lulus, maka saya sudah siap.
Pertanyaan berlanjut kepada asisten lainnya, dan yang membuat saya senang mereka sepertinya paham bahwa saya sedang grogi sehingga memilih mengajukan pertanyaan yang lebih santai, ataukah tes wawancara ini hanya formalitas seperti yang saya dengar samar-samar di lantai atas sana.
Akhirnya sesi tes wawancara selesai. Tak lupa saya ucapkan terima kasih disertai senyum yang sedikit dipaksa karena grogi. Oh iyah, di antara asisten yang mewawancarai kami, salah satunya adalah suami saya kemudian haha. Hal yang membuat saya cukup tenang hari itu adalah saya telah membuktikan kepada diri saya sendiri, bahwa saya telah mampu mendobrak sedikit pintu ketakutan, keraguan yang selama ini menyebabkan saya merasa tidak percaya diri, merasa tidak berdaya.
Benar sekali bahwa tidak ada perang yang paling menakutkan kecuali perang terhadap diri sendiri. Dan saya mampu melewati perang itu meskipun saya sendiri belum yakin apakah itu sebuah kemenangan.
Bersambung....
Tangsel 26 Pebruari 2022
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar