Putih abu-abu #2
Setelah 3 tahun duduk di bangku SMP, perjalanan berikutnya adalah memasuki gerbang putih abu-abu (SMA). Pada tahun 1995 saya mendaftar di SMA Negeri yang ada di kampung. Sekolahnya terbilang baru, jadi masih terdapat beberapa ruang dengan bangunan darurat. Saya menempati ruang darurat tersebut ketika kelas 1. Teman-teman di SMA hampir semuanya berasal dari SMP yang sama, sehingga suasananya serasa masih di SMP hanya beda kostum saja. Setiap jenjang kelas terdiri 4 (empat) ruang. Alhamdulillah saya bisa melewati jenjang kelas 1 dengan tetap meraih rangking 1 (satu). Tiba di kelas 2 (dua), pengaturan penempatan siswa berdasarkan nilai akademik. Saya dan teman lainnya yang dianggap memiliki nilai raport tinggi disatukan dalam kelas yang sama, nama kelasnya 'kelas unggulan'. Dulu waktu kelas 1 saya cenderung santai dalam belajar karena merasa tidak ada saingan. Berbeda ketika sudah kelas 2 dan berada di kelas unggulan, sungguh terasa tekanan persaingannya. Peringkat saya sempat anj...