My Home Team #4

Ada rasa berat meninggalkan tempat tinggal kami di Pekanbaru, terutama kondisi dan sikap warga perumahan yang sangat baik. Tinggal disana selama 4 tahun membuat hubungan kami dan tetangga sudah seperti keluarga. Anak-anak juga sangat betah berada dan tinggal di perumahan. Namun perjalanan hidup dan skenario Allah yang selalu berlaku. Kali ini, tepat usia adik bayi (bungsu) baru 1 minggu suami sudah efektif berkantor di Jakarta. Setelah bayi berusia 2 bulan lebih barulah kami, satu keluarga pindah.
Alhamdulillah mendapat jadwal penerbangan sekitar jam 10.00an. Kondisi di bandara lumayan ramai tapi tidak seramai ketika belum pandemi.
Saya yang menggendong bayi sedikit ada rasa cemas padanya, takut jikalau tertular virus covid karena belum bisa pakai masker. Alhamdulillah semua orang baik penumpang maupun petugas bandara sangat ketat dalam menjalankan prokes.

Barang-barang sudah masuk bagasi, anak-anak bertanggung jawab terhadap barangnya masing-masing. Setelah beberapa tahun merasakan perjalanan tanpa harus membawa tentengan barang lebih, kali ini kembali merasakannya kembali. Bersyukur sekali suami dan anak-anak mau saling bantu. Mereka bergantian bawa tas berisi barang keperluan adik bayi.
Tidak begitu lama menunggu, kami dan penumpang lainnya melakukan boarding. Saya yang masih takut naik pesawat, mencoba tenangkan diri dengan baca doa, dzikir dan olah nafas.
Sepanjang perjalanan, Alhamdulillah adik bayi tenang. Padahal sebelumnya saya sudah khawatir kalau take off dan landing bayinya akan rewel karena merasa tidak nyaman pada kupingnya. Bersyukur sekali, bayi lebih banyak tidur dan mimi selama di pesawat.

Alhamdulillah touch down Jakarta. Inilah hari pertama kami memulai fase hidup baru, di tempat baru. Banyak kegalauan yang menghantui pikiran saya. Terutama masalah penularan virus covid di daerah padat seperti Jakarta. Apakah nantinya kami benar-benar tidak bebas kemana-mana? Bagaimana kelanjutan imunisasi bayi saya? Saya belanja bahan dapur dimana?
Coba berpikir positif dan optimis, insyaa Allah dengan bersama kami bisa tinggal di kota ini. Kota yang terkenal dengan kemegahan gedung dan pusat tempat belanja sekaligus terkenal akan kemacetannya.
Bismillah kami tiba di rumah kontrakan, berlantai 2. Cukup luas rumahnya, terdiri 4 kamar. Masing-masing lantai ada 2 kamar.
Karena pertimbangan keadaan masih pandemi, kami putuskan tidak memakai asisten rumah tangga. Kami berbagi tugas untuk menangani pekerjaan domestik. Saya tidak akan sanggup jika mengerjakannya sendiri.
Bersyukur sekali suami mau turun tangan menyelesaikan pekerjaan di rumah sebelum berangkat kantor. Beliau juga tidak pakai supir, sehingga jika ingin kemana-mana harus tunggu suami bisa antar. Sampai saat ini saya belum berani menyetir di tempat baru karena banyak faktor.
Kami menikmati keadaan dan ritme sehari-hari yang tanpa art. Anak-anak menjadi terlatih menjalankan tanggung jawabnya sesuai tugas hariannya masing-masing. Sedang sekolah daring, ujian dan lainnya tidak menjadi alasan untuk melalaikan tanggung jawab, kecuali sedang tidak sehat.
Alhamdulillah sampai saat ini kami tetap menjalankan rutinitas seperti ini, sudah menikmati dan mulai terbiasa menjalaninya. Tidak lagi merasa berat seperti saat awal-awal menjalani ritme baru.
Paling sesekali anak-anak menunda, namun mereka tetap mengerjakan pekerjaannya.
Sebuah keadaan yang memaksa kami semua untuk keluar dari zona nyaman. Yang selama ini menikmati full service ada asisten rumah tangga, supir yang kapan saja sudah standby melayani kami.
Pilihan kami untuk keluar dari zona itu, tiada lain demi melatih anak-anak memiliki keterampilan hidup dan tentunya bagi diri saya juga. Beginilah kisah kami dalam memulai dan memperkuat TIM di keluarga kami. Insyaa Allah kedepannya semakin kompak dan mampu menjadi TIM yang bergrade A, tidak hanya proyek dalam rumah saja, tetapi kami juga memiliki dan melakukan proyek yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, aamiin.
****
Tangsel, 14 Maret 2022
Mom 4F

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengikat Makna, Hikmah Belajar di Kelas Persiapan KLIP 2022

Red Campus #7

Perjalananku melihat kedalam diri