Disapa virus covid-19#1
Tahun 2022 adalah tahun ketiga terjadi pandemi covid-19. Menurut berita resmi sudah terjadi penurunan kasus, baik positif dan yang meninggal. Namun demikian pemerintah tetap menganjurkan menjaga prokes karena varian baru omicron masih beredar di Indonesia. Meskipun varian ini tercatat menimbulkan gejala ringan, tapi penyebaran virusnya sangat cepat.
Qadarullah pada hari keduabelas Ramadhan 1443H, tanggal 14 April 2022 suami tiba di rumah setelah melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru.
Sesampai di rumah beliau mengabarkan dirinya sedang demam, meriang sejak malam tadi. Kami semua langsung menggunakan masker. Untuk sementara suami beristirahat di ruang tamu lantai bawah menggunakan spare kasur yang ada. Pikiran kami langsung tertuju pada virus covid. Tidak lama dari suami tiba, anak kami yang kedua juga mengalami demam dan tenggorokan sakit. Saya manaruh curiga gejala yang dialami anak kedua adalah radang tenggorokan biasa. Alasan utamanya karena anak-anak ketika buka puasa langsung minum manis dan dingin. Jadi untuk sementara anak kedua saya minta istirahat di lantai dua di kamar tempat adiknya anak ketiga.
Kami berusaha tidak panik, melakukan isolasi mandiri meskipun belum terbukti bahwa gejala yang sedang dialami suami dan anak adalah covid.
Untuk menghemat tenaga dengan tidak perlu kontrol dan tes ke rumah sakit, saya minta suami order alat rapid test antigen (rta) secara online, termasuk obat dan vitamin untuk dirinya dan anak-anak.
Esok hari alat tes rta baru tiba. Semua melakukan tes kecuali saya dan bayi (si sulung). Diperoleh hasil tes : suami hasil tes reaktif, yang lainnya non reaktif. Semakin kuat dugaan kami bahwa suami terpapar virus covid, sedangkan anak kedua hanya sakit biasa saja. Kami lakukan konsultasi dengan ponakan yang berprofesi dokter terkait obat dan vitamin yang perlu kami konsumsi. Beliau menyarankan cukup minum obat demam, multivitamin, perbanyak minum dan makan makanan bergizi. Tidak perlu minum anti virus.
Saya juga menginformasikan berupa kirim foto tenggorokan anak kedua yang terlihat bengkak. Keluhan ini sebenarnya sudah berulang, terutama saat anak berusia kurnag dari 10 tahun. Ponakan memberi resep antibiotik untuk radang di tenggorokan anak kedua. Saya juga memberikan makan yang dimasak sendiri.
Suami mulai mengeluhkan rasa sakit pada tenggorokan, sehingga ia meminta dibuatkan bubur. Karena keluhan suami dan anak kedua hampir sama, maka menu bagi mereka saya samakan saja. Keduanya mengalami demam tinggi selama dua hari. Suami terpaksa melayani dirinya sendiri seperti mengompres badan saat suhu badannya naik. Sementara anak kedua dibantu memberi kompres air hangat oleh kakak pertama. Saya meminimalkan berinteraksi langsung dengan yang sakit karena harus menjaga kedua adik lainnya, terutama yang bayi.
Bersambung...
Tangsel, 30 Mei 2022
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar