Perjalananku melihat kedalam diri
Sungguh saya tidak mengerti bahwa diri pun harus dikenal. Orang sekarang biasa memberi istilah "Pengenalan Diri". Saya baru menyadari tentang hal ini beberapa tahun terakhir. Meskipun proses yang dijalani dalam kehidupan sebenarnya sudah menjadi bagian dari "pengenalan diri" itu.
Pada tahun 2017 terjadi skenario Allah yang benar-benar tidak pernah terlintas dalam pikiran apalagi menjadi rencana saya. Bermula saya mengenal seorang ibu, yakni istri dari rekan sejawat suami. Beliau beserta keluarganya baru saja pindah kantor dimana suami saya juga berkantor. Pada suatu hari beliau dan keluarganya datang ke rumah untuk bersilaturahmi. Disitulah saya mulai mengenalnya dan akhirnya kami sering kontakan melalui whatsapp.
Saya mengenal beliau adalah reseller buku-buku bacaan Islami dan buku-buku edukasi lainnya. Bukan hanya buku, beliau juga menjual berbagai permainan edukasi buat anak-anak. Disitu saya mengenal beliau punya hobi membaca dan kebiasaan ini ia bangun dalam diri anak-anaknya. Saya mulai tertarik pada kebiasaan baik tersebut sehingga perlahan saya membeli buku paketan darinya.
Suatu waktu, saya lupa pada momen apa beliau menyampaikan tentang sebuah acara workshop berbayar. Tema workshop adalah tentang bakat, judul persisnya "Workshop Talents Mapping". Saya begitu tertarik dengan acara ini. Alasannya adalah saya ingin mengetahui ilmu bakat untuk anak-anak saya. Jadi alasan utama saya ingin mengikuti acara tersebut adalah untuk Anak bukan untuk diri saya.
Saya mulai serius menanyakan beberapa hal tentang acara tersebut. Kemudian beliau mengirim e-flyer lengkap dengan informasi lainnya terkait acara tersebut. Wah ternyata batas pendaftaran sisa dua hari lagi. Tetiba pikiran saya tertuju pada besar biaya acaranya. Nilainya mendekati Rp 1juta. Pada saat itu cara pengelolaan keuangan saya masih amburadul. Saya lupa menyisipkan dana setiap bulan untuk keperluan pengembangan diri saya. Belum lagi info workshop tersebut saya tahu menjelang akhir bulan. Otak saya mulai berputar, bagaimana cara mendapatkan dana untuk membayar biaya pendaftaran. Sementara saya segan meminta lagi dana tambahan kepada suami karena dana yang diberikan setiap bulan seharusnya sudah lebih dari cukup.
Tiba-tiba muncul ide saya untuk menjual salah satu barang investasi milik saya sendiri yakni cincin emas. Esok hari, saya ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur sekalian melangsungkan niat tersebut. Alhamdulillah cincin terjual, dana cash sudah ada di tangan. Saya pulang, dalam perjalanan menuju ke rumah saya mampir dulu di atm untuk memasukkan dana tunai ke rekening saya.
Sehari pendaftaran tertutup, saya lakukan pembayaran ke pihak penyelenggara workshop melalui transfer. Bismillah saja, mudah-mudahan mendapat ijin mengikuti workshop itu. Kegiatan ini belum saya beritahukan kepada suami. Beliau cukup sibuk kala itu karena ada proyek pekerjaan di kantor tempatnya bekerja. Beberapa hari menjelang hari H baru saya sampaikan rencana tersebut. Bersyukur acara workshop diadakan pada akhir pekan sehingga beliau bisa menjaga anak-anak di rumah selama saya mengikuti acara workshop.
Bersambung...
Tangsel, 200722
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar