Sebelum kegiatan tersebut, maba diwajibkan rutin hadir di jurusan. Kami dikumpulkan di ruang kuliah PBT 401, lantai 4 jurusan teknik elektro. Ruangannya memang cukup besar. Bisa menampung seluruh maba yang lulus di jurusan teknik elektro.
Pernah sekali saya tidak hadir karena merasa malas mau ke kampus untuk kumpul. Saya berpikir kalau tidak hadir tidak apa-apa. Pada pertemuan berikutnya semua maba yang tidak hadir pada hari sebelumnya dipisahkan dari maba lainnya. Ternyata bukan saya saja yang melakukan itu. Tapi ada banyak maba yang absen kemarin. Hanya saja saya kurang memperhatikan berapa jumlah kami yang terpisah ini. Hati mulai deg-degan, ada apa gerangan dikumpul terpisah begini? Haah, mulai terdengar bentakan senior pada kami satu persatu. Yang ditanyakan apa alasan tidak hadir kemarin. Saat itu, saya terpaksa mengarang alasan "Bapak saya sakit, senior!"
"Ah bohongko!", plakk...pipi kena tappe' (tampar) kanan-kiri beberapa kali. Setelah dapat hukuman disuruh berjalan jongkok masuk ke ruang tempat berkumpul. Di dalam ruangan itu sudah banyak maba lainnya bersama senior.
Setelah kejadian tadi, saya menyesal mengapa tidak datang kemarin. Saya sengaja mencaru alasan yang mengada-ada agar senior kasihan, eh masih tetap dapat tappe', tobat dah!
Meskipun ospek sudah selesai, ternyata kami belum bisa merdeka. Kami wajib patuh pada apapun yang diperintahkan oleh senior. Kalau diminta kumpul pada jam dan tempat yang ditentukan, maka harus lakukan. Kalau tidak, besoknya dapat jatah.
Pada acara kumpul maba, senior menyampaikan sosialisasi rencana acara BINA AKRAB. Sepanjang sosialisasi ada-ada saja perlakuan mereka kepada maba. Yang terlihat menonjol di antara kami, langsung dijadikan maskot. Mereka jadi bahan candaan senior, tapi sayang kami dilarang tertawa dan mengangkat kepala. Jadi status kami masih seperti menjalani ospek kedua, bedanya tidak lagi menggunakan kostum khas seperti ketika ospek.
Ketika berjalan di koridor dan melewati senior kami harus tunduk. Kalau kami tidak melakukan itu, dianggap menanatang mereka. Kira-kira pesan aturan ini "Kamu itu anak baru disini, jadi jangan bertingkah semau kamu!".
Menundukkan kepala ketika melalui senior, yaaah saya suka sekali melakukannya. Aturan ini cukup menolong saya menyalurkan rasa malu akibat kurang percaya diri sebagai mahasiswi dari kampung. Pada awal kuliah saya terbilang sulit bergaul apalagi kepada mereka yang asalnya dari kota. Sekiranya aturan seperti itu tidak ada, mungkin saya tetap terpaksa berjalan dengan memundukkan kepala ketika melewati senior. Kalau perlu, bisa menghilang secepat mungkin dari hadapan mereka.
Bersambung....
Tangsel, 29 Januari 2022