Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Disapa virus covid-19#2

Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga. Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya. Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti l

Disapa virus covid-19#1

Tahun 2022 adalah tahun ketiga terjadi pandemi covid-19. Menurut berita resmi sudah terjadi penurunan kasus, baik positif dan yang meninggal. Namun demikian pemerintah tetap menganjurkan menjaga prokes karena varian baru omicron  masih beredar di Indonesia. Meskipun varian ini tercatat menimbulkan gejala ringan, tapi penyebaran virusnya sangat cepat. Qadarullah pada hari keduabelas Ramadhan 1443H, tanggal 14 April 2022 suami tiba di rumah setelah melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru. Sesampai di rumah beliau mengabarkan dirinya sedang demam, meriang sejak malam tadi. Kami semua langsung menggunakan masker. Untuk sementara suami beristirahat di ruang tamu lantai bawah menggunakan spare kasur yang ada. Pikiran kami langsung tertuju pada virus covid. Tidak lama dari suami tiba, anak kami yang kedua juga mengalami demam dan tenggorokan sakit. Saya manaruh curiga gejala yang dialami anak kedua adalah radang tenggorokan biasa. Alasan utamanya karena anak-anak ketika buka puasa langsung

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #9

Sungguh sebuah keputusan yang tidak saya sesali ketika saya membeli mesin jahit secara diam-diam. Alhamdulillah dana dari arisan yang saya ikuti di kantor suami cukup untuk membayar harga sebuah mesin portable dengan spesifikasi standar. Sengaja saya tidak meminta dana dari suami karena ragu apakah nanti mesin jahit itu benar-benar saya gunakan. Pengalaman sebelumnya, saya pernah minta dibelikan juicer , tapi saya rajin menggunakan alat itu hanya sebentar saja lalu barangnya tersimpan begitu saja hingga saat ini. Pak suami sempat bilang "ah bunda, panas-panas tai ayam kalau punya barang.  Daripada dikatai begitu lagi, lebih baik saya diam-diam membeli mesin jahitnya. Setelah mesin sudah ada di rumah, ternyata beliau tidak protes sedikit pun. Bahkan ide agar membuat sarung kursi berasal dari dirinya. Mendapat ide seperti itu, saya merasa tertantang dan segera ingin membuatnya. Dibantu oleh seorang ibu dan juga sebagai penjahit kami mencari bahan ke pasar lalu membuat pola sarung ku

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #8

Alasan tidak ingin keterampilan jahit yang sudah baru didapatkan menjadi hilang, maka saya harus menambah jam terbang mendalami masalah dunia jahit. Lalu saya memutuskan ingin mengajar jahit krpada orang lain secara cuma-cuma. Orang pertama yang saya ajak belajar bersama adalah salah seorang wali murida di sekolah anak kami ketika masih tinggal di Medan. Beliau sangat antusias ingin belajar jahit. Ternyata dulu, ia adalah buruh jahit tapi tidak bisa mengukur badan pelanggan dan membuat pola. Tanggung jawabnya di tempat kerja hanya menjahit bahan yang sudah tergunting. Alhamdulillah kami berdua mulai belajar jahit dengan materi pertama adalah bagaimana cara mengukur badan. Esok hari, saya mencoba mengajak wali murid lainnya yang sedang duduk berkumpul di serambi mesjid menanti anak-anaknya pulang sekolah. Saya lakukan ini karena berpikir jika kami lebih ramai, ibu-ibu akan lebih semangat. Alhamdulillah satu-persatu ibu tersebut mulai bergabung. Kelas jahit saya adakan di rumah yang kebe

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #7

Membuat aksesoris masih terus saya lakukan. Saya coba membuat aksesoris jenis baru seperti gelang set dengan cincin tapi pakai rantai sebagai penyambung. Aksesoris semua jenis ini habis diborong oleh teman yang berada di kota lain. Tangan saya terasa sudah mulai pegal karena banyak menjahit dengan jarum tangan. Lalu terpikir oleh saya ingin beli mesin jahit. Alhamdulillah terima dana arisan, saya langsung gunakan uangnya untuk beli mesin jahit jenis portable . Karyawan distributor memberi pelatihan tentang cara menggunakan mesinnya selama 1 pekan. Tidak sulit mengoperasikan mesin jahit jenis portable, caranya sama saja dengan mesin jahit manual. Waktu SMP saya sudah bisa menggunakan mesin jahit manual tapi hanya tahu mengecilkan rok, menjahit yang sobek, pasang lambang di baju seragam sekolah, itu saja. Setelah punya mesin jahit, timbul keinginan bisa menjahit baju seperti gamis. Saya coba belajar secara otodidak lewat buku tutorial menjahit. Kemudian mengikuti pelatihan menjahit di ka

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #6

Sumber keuangan kami hanya berasal dari satu tempat yaitu gaji bulanan pak suami. Kadang saya tergoda ingin punya penghasilan sendiri, meskipun sebenarnya kami merasa kebutuhan sudah tercukupi dari penghasilan suami. Terdorong oleh bunyi sepenggal ayat dalam Al Quran yang artinya " sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya" . Hidup layak memang membutuhkan biaya. Hanya saja tidak semua orang memiliki kesempatan, akses, kompetensi dan lain sebagainya agar memiliki pekerjaan yang baik untuk mendapatkan penghasilan yang layak sehingga memiliki kehidupan atau kesejahteraan yang layak juga. Allah Maha Mengatur yang telah merancang ragamnya nasib dan pencapaian  bangsa dan manusia. Keberagaman ini pastilah punya tujuan mulia, yakni agar manusia di bumi dapat saling tolong-menolong dalam kebaikan. Menghindarkan diri dari sikap serakah, menguatkan rasa syukur, membangkitkan sikap empati dan saling berkasih sayang baik kepada manusia, alam maupun mahluk lainnya. Hat

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #5

Sudah merasakan manfaat melatih diri menabung dan berinvestasi secara terencana. Maksudnya dana untuk tujuan tersebut bukan dari sisa uang yang kita terima setiap bulan atau setiap periode tertentu. Kebiasaan ini membuat saya lebih terkendali dalam membelanjakan uang. Apalagi, sebenarnya saya sangat suka belanja, terutama pakaian-pakaian murah, aksesoris murah. Yah memang harganya murah tapi sering. Padahal barang-barang tersebut tidak juga sering terpakai. Hanya karena tergoda saat melihat iklan di media sosial dan atau di market place . Kebiasaan saya dulu yang suka beli barang murah, justru mendatangkan pemborosan untuk barang tertentu. Seperti sendal, sepatu, pakaian, dan lain-lain lebih cepat rusak. Akhirnya harus beli lagi. Tentang kebiasaan belanja pakaian murah, hal ini yang menjadi dorongan sehingga saya ingin sekali bisa menjahit baju sendiri. Saat semangat-semangat belajar jahit sedang ada, saya langsung beli mesin jahit. Pada awalnya saya belajar jahit sendiri, lihat tutori

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #4

Pada awalnya saya tertarik investasi emas berupa Logam Mulia Antam pada tahun 2012 karena melihat kegiatan arisan emas oleh teman-teman di kantor tempat saya dulu bekerja. Secara awam dalam hal ilmu keuangan yang saya ketahui saat itu, bahwa harga emas selalu naik, jadi jika dijadikan barang investasi kita tidak akan rugi asalkan menjual emasnya kembali pada waktu yang tepat. Nah, berangkat dari pemahaman tersebut saya mulai berani beli emas ketika sudah memiliki anggaran yang cukup. Pada tahun 2012 harga emas masih lebih rendah dibanding sekarang. Saya menyisihkan dana sejumlah Rp 200 ribu - Rp 300an ribu setiap bulan. Tergantung jumlah anggota arisan saat itu. Pada periode pertama arisan ada 14 orang peserta arisan. Pada periode berikutnya kami batasi menjadi 12 peserta saja agar arisannya tidak terlalu lama. Tepat selesai putaran atau periode ke 4, saya membubarkan kelompok arisan karena alasan syar'i. Tidak ada kendala berarti selama menjalankan arisan emas ini. Bahkan banyak y

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #3

Kami mulai menata keuangan keluarga, terutama dalam hal mindset. Saya butuh asupan ilmu dalam hal manajemen keuangan. Alhamdulillah, mendapat nikmat berupa karir suami yang berjalan baik. Beliau dan beberapa karyawan lainnya mendapat promosi menjadi pimpinan di kantor unit. Seperti pada instansi lainnya, biasanya tiap kantor mewadahi komunitas atau perkumpulan wanita yang terdiri dari istri pegawai dan karyawati. Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial dan mengikuti aturan sesuai kebijakan dari pihak manajemen (dinas) dan organisasi induk. Karena suami adalah pimpinan pada kantor yang bersangkutan, maka saya sebagai istri diamanahkan sebagai ketua perkumpulan wanita tersebut. Kesempatan baik, maka saya beserta pengurus menyusun program kegiatan edukasi. Salah satu edukasi mengenai manajamen keuangan keluarga sesuai syariat Islam. Tidak sulit menemukan pemateri dalam bidang ini. Seorang dosen UNP yang kebetulan adalah anggota perkumpulan namun berdomisili di unit lain. Beliau bersed