Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #2

Pengunduran diri dari tempat bekerja saya lakukan atas kehendak sendiri. Saya dan suami tidak ingin hidup terpisah ditambah belum punya anak sepeninggalnya bayi kami yang pertama. Sumatera Barat, Padang tempat kerja baru suami bukanlah daerah yang dekat dari Makassar. Perlu dua kali naik pesawat untuk menjangkaunya. Tentu dengan jarak seperti ini pasti berpengaruh pada kondisi keuangan kami. Pilihan saya resign  pastinya juga mempengaruhi besar income kekuarga kami jadi berkurang. Memilih tetap bersama suami walaupun harus kehilangan pekerjaan dan pemasukan adalah pilihan yang tepat. Saya yakin rezeki tidak akan kemana. Toh mencari tambahan income  tidak harus menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Kebetulan dulu saya bekerja sebagai staf di bagian maintenance dan engineering pada sebuah industri pangan di Makassar. Alhamdulillah kami mulai resmi berstatus perantau. Tepat tahun 2007 menjadi warga pendatang di Padang, Sumbar. Tiga anak kami lahir, masing-masing lahir pada tahun 20

Manajemen Keuangan ala Saya #1

Boleh dikatakan saya tidak memiliki bekal ilmu pengaturan keuangan kecuali melihat cara mama saya mengatur keuangan di keluarga ketika masih bersamanya. Uang yang saya miliki tidak pernah berlebih untuk bisa saya gunakan sesukanya seperti makan di tempat mahal apalagi beli pakaian atau barang-barang khas yang dimiliki perempuan. Alhamdulillah sejak dulu kami sudah ditanamkan dengan pola hidup dibawah penghasilan. Tidak perlu gengsi menggunakan barang-barang lungsuran dari saudara atau beli dari pusat tempat jual barang preloved  yang biasanya didatangkan dari luar negeri. Harga barang seperti ini sangat murah tapi barangnya masih sangat layak digunakan. Meskipun demikian terkadang muncul keinginan untuk merasakan kuliner yang sering diiklankan di televisi. Ah pasti rasanya enak. Setelah kuliah, barulah dapat merasakan menu yang diidamkan itu. Inipun karena ditraktir kakak. Selepas kuliah, Alhamdulillah dapat pekerjaan dan punya gaji, yuhhuuu. Disinilah saya mulai merasa merdeka untuk b

Menjalani peran sebagai asisten lab#4

Dari peristiwa saya tersengat listrik, menjadi sebuah pengalaman tersendiri. Saya belum bisa melupakan seperti apa rasanya, meskipun besarnya sengatan yang ada saat itu bukanlah sumber tegangan yang cukup besar. Mungkin kejadian seperti ini sudah biasa bagi asisten lain, namun bagi saya terutama setelah menikah, kejadian tersebut sering teringat kembali. Setiap saya berhadapan dengan peralatan listrik baru, atau peralatan yang sudah lama, yang muncul pertama adalah bayangan rasa tersengat listrik seperti yang terjadi di lab. Saya cenderung takut dan ingin menghindari untuk menggunakan peralatan tersebut Namun tidak ada pilihan, maka saya berusaha menghadapi rasa takut ini dengan mengambil langkah atau prosedur agar tidak tersengat listrik, misalnya memastikan bagian peralatan yang bertegangan tidak terbuka, saya menggunakan pelapis atau pelindung tangan, alas kaki ketika menggunakan peralatan listrik yang sudah lama. Pengalaman yang tidak nyaman itu sebenarnya memberikan 2 hal bagi say

Menjalani peran sebagai asisten lab#3

Pada setiap percobaan, praktikan perlu memperhatikan petunjuk gambar. Untuk percobaan yang resiko bahayanya lebih besar biasanya kami asisten lebih banyak yang mengeksekusi merangkai peralatan. Praktikan cukup membantu memilih dan memgambilkan semua peralatan. Asisten memperlihatkan contoh cara merangkai antar komponen, bagaimana menyiasati jika salah satu alat rusak. Sambil merangkai, asisten juga menjelaskan proses listrik yang sedang terjadi untuk setiap perlakuan misalnya jika tegangan masuk dinaikkan, bagaimana pengaruh pada kecepatan motor, berapa arus yang melalui penghantar, dan seterusnya. Sungguh kaya akan pengalaman ketika kita menjadi asisten lab. Keinginan untuk melakukan riset terhadap timbulnya gejala listrik yang tidak lazim menjadi keseruan tersendiri. Kami dan praktikan juga sering terlibat diskusi karena munculnya banyak pertanyaan pengandaian. Kadang di penghujung diskusi dapat menemukan jawaban, tak jarang pula menjadi PR bagi praktikan untuk memancing rasa ingin t

My Home Team #4

Ada rasa berat meninggalkan tempat tinggal kami di Pekanbaru, terutama kondisi dan sikap warga perumahan yang sangat baik. Tinggal disana selama 4 tahun membuat hubungan kami dan tetangga sudah seperti keluarga. Anak-anak juga sangat betah berada dan tinggal di perumahan. Namun perjalanan hidup dan skenario Allah yang selalu berlaku. Kali ini, tepat usia adik bayi (bungsu) baru 1 minggu suami sudah efektif berkantor di Jakarta. Setelah bayi berusia 2 bulan lebih barulah kami, satu keluarga pindah. Alhamdulillah mendapat jadwal penerbangan sekitar jam 10.00an. Kondisi di bandara lumayan ramai tapi tidak seramai ketika belum pandemi. Saya yang menggendong bayi sedikit ada rasa cemas padanya, takut jikalau tertular virus covid karena belum bisa pakai masker. Alhamdulillah semua orang baik penumpang maupun petugas bandara sangat ketat dalam menjalankan prokes. Barang-barang sudah masuk bagasi, anak-anak bertanggung jawab terhadap barangnya masing-masing. Setelah beberapa tahun merasakan pe

My Home Team #3

Ponsel saya berdering, ternyata suami yang telpon. Hari itu adalah hari terakhir berpuasa. Ada rasa sedih karena Ramadhan tinggal hitung beberapa jam akan berakhir. Nuansa di bulan Ramadhan memang berbeda dari bulan lainnya. Ada ketenangan dan ingin tetap berlama-lama berada dalam suasananya. Hari itu saya dan anak-anak sudah menyiapkan diri akan lebaran secara terpisah dengan suami, sebagai akibat tidak bisa terbang dari Jakarta. Tiba-tiba pagi itu beliau telpon kemudian mengabarkan bahwa dirinya sudah boarding menuju Pekanbaru. Antara percaya dan tidak mendengar kabar darinya. Lalu saya sampaikan kepada anak-anak tentang hal ini. Bukan main senangnya mereka terutama si gadis kecil. Ia sudah lama menanti kedatangan ayahnya. Menyambut hari raya Idul Fitri kali ini berbeda dengan sebelumnya. Saya tidak lagi menyiapkan menu selengkap biasanya karena sebagian besar peralatan dapur sudah kami packing  beserta barang lainnya. Rencananya dua hari setelah lebaran kami boyongan pindah ke Jakar

My Home Team #2

Sebuah keadaan yang tidak pernah terduga terjadi, saat sedang butuhnya asisten rumah tangga (art) karena baru melahirkan dan masuk bulan suci Ramdhan, ditambah suami berada di kota lain, tiba-tiba kami dirundung musibah atas musibah yang menimpa art kami. Saya yakin Allah telah menetapkan rencanaNya yang pasti baik bagi kami. Sejak detik itu, ritme aktifitas kami berubah total. Saya maupun anak-anak menyadari dan menerima keadaan bahwa tidak bisa lagi menggantungkan segala urusan domestik kepada art. Urusan tersebut adalah menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya, tinggal bagaimana menjalankannya di tengah jadwal sekolah daring anak dan saya yang baru saja melahirkan. Bagi saya sendiri awalnya terasa berat karena membayangkan bahwa betapa repotnya melakukan bermacam urusan domestik sambil mendampingi anak sekolah dan merawat bayi yang masih merah. Tapi tak ada pilihan selain menghadapi keadaan. Yang membuat saya bersemangat adalah anak-anak tidak mengeluh atau mengajukan protes sedikit p

My Home Team

Gambar
Sebenarnya defenisi kata tim (team) bahkan contoh bentuk pelaksanaannya sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan sejak di bangku sekolah dasar kita sudah diajarkan bagaimana bekerja secara tim, atau lebih dikenal secara berkelompok. Bekerja secara tim atau berkelompok dalam lingkungan sekolah, semakin naik tingkat jenjang sekolahnya tentu semakin profesional  cara pelaksanaannya. Yang paling nyata penerapan kerja tim ketika mengikuti lomba pertandingan olah raga, misalnya olahraga sepak bola. Setiap regu terdiri dari 12 orang pemain yang memiliki tugas dan peran masing-masing. Meskipun peran yang dijalankan berbeda namun sama-sama memiliki tujuan yang sama, yakni bekerja sama untuk mencetak gol (goal). Nah cerita pengantar di atas bagaimana kaitannya terhadap home team  di keluarga saya? Yuk, silahkan simak cerita saya selanjutnya. Jauh sebelum saya mengikuti pelatihan "A" Home Team Facilitator  oleh founder Ibu Profesional Pak Dodik Mariyanto dan Ibu Septi Peni Wulandani, sa

Menjalani peran sebagai asisten lab#2

Saya sangat menikmati rutinitas yang saya jalani sebagai asisten lab. Beberapa perubahan baik yang terjadi pada diri saya, antara lain: lebih percaya diri, motivasi belajar dan baca buku meningkat, waktu lebih bermanfaat, kesempatan luas untuk belajar sama asisten senior. Niat awal yakni ingin menambah wawasan serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri, alhamdulillah dapat terwujud. Ada rasa lega dalam diri ini bisa terlepas dari rasa tidak percaya diri yang cukup menghambat saya agar lebih berani mengambil peran dalam kegiatan kemahasiswaan. Sejak menjadi asisten lab, saya merasa lebih berdaya. Banyak hal pentimg lainnya yang ikut terbangun seperti: manajemen waktu, kemampuan komunikasi, leadership, teamwork, curiousity , dan lainnya.  Semua asisten lab bergilir menjadi koordinator praktikum. Saya sempat mendapat peran sebagai koordinator praktikum mesin-mesin listrik untuk anak D3. Salah satu konsekwensi menjadi koordinator praktikum adalah siap mendampingi lebih banyak jumlah praktik

Menjalani peran sebagai asisten lab#1

Apa aja sih aktifitas seorang asisten lab? Ternyata banyak, jadwal praktikum cukup padat. Setiap semester selalu ada peserta praktikum. Praktikan tidak hanya berasal dari kampus regional, ada juga dari kampus extension . Biasanya peserta yang berasal dari luar, mereka adalah karyawan di perusahaan yang melanjutkan kuliah misalnya dari D3 lanjut ke jenjang S1. Kami sebagai asisten baru pun, masih ada beberapa jadwal praktikum pada semester-semester berikutnya. Kami asisten baru hanya boleh mendampingi praktikan menjalankan praktik yang sudah kami jalankan (lulus). Saya baru tahu bahwa ada privilege  yang kami dapatkan jika menjadi asisten di lab. Hak istimewa itu antara lain: - Memiliki kewenangan turut menyusun modul praktikum, kartu kontrol beserta anggaran biaya yang harus ditanggung setiap praktikan - Mengelola biaya operasional - Mendapat honor secara berkala dari jurusan - Mendapat kesempatan luas untuk mengikuti beberapa program undangan seperti seminar, pelatihan, dan lain-lain