Postingan

Perjalananku melihat kedalam diri

Sungguh saya tidak mengerti bahwa diri pun harus dikenal. Orang sekarang biasa memberi istilah "Pengenalan Diri". Saya baru menyadari tentang hal ini beberapa tahun terakhir. Meskipun proses yang dijalani dalam kehidupan sebenarnya sudah menjadi bagian dari "pengenalan diri" itu. Pada tahun 2017 terjadi skenario Allah yang benar-benar tidak pernah terlintas dalam pikiran apalagi menjadi rencana saya. Bermula saya mengenal seorang ibu, yakni istri dari rekan sejawat suami. Beliau beserta keluarganya baru saja pindah kantor dimana suami saya juga berkantor. Pada suatu hari beliau dan keluarganya datang ke rumah untuk bersilaturahmi. Disitulah saya mulai mengenalnya dan akhirnya kami sering kontakan melalui whatsapp. Saya mengenal beliau adalah reseller buku-buku bacaan Islami dan buku-buku edukasi lainnya. Bukan hanya buku, beliau juga menjual berbagai permainan edukasi buat anak-anak. Disitu saya mengenal beliau punya hobi membaca dan kebiasaan ini ia bangun dalam di

Tukang Jahit Keliling

Gambar
Pagi itu saya sedang menggendong si bungsu yang berusia 1 tahun 3 bulan. Bayi sudah sarapan dan mandi pagi. Menggendongnya di dekat jendela agar bayi bisa melihat keluar dengan pemandangan yang sangat terbatas. Halaman rumah yang  tidak seberapa luas. Sudah tidak ada lahan berupa tanah sedikitpun kecuali area yang berada di belakang pagar. Pada area inilah terdapat beberapa batang tanaman palem bercampur dengan tanaman yang biasanya difungsikan sebagai pagar bertumbuh. Kami menempati rumah kontrakan dimana pemiliknya lebih memilih memperluas bangunan permanen daripada bagian green living_nya. Yah lahan untuk sebuah perumahan di kota besar, sebut di Tangerang tepatnya di daerah Bintaro sudah terbatas. Jikalau pun memilih area yang luas pasti harganya juga mahal. Di depan rumah terdapat jalan yang lebih sempit dari jalan lainnya karena dibatasi oleh dinding tembok pembatas blok rumah lainnya. Akhirnya jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh satu mobil secara lapang. Jika berpapasan dengan

Disapa virus covid-19#2

Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga. Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya. Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti l

Disapa virus covid-19#1

Tahun 2022 adalah tahun ketiga terjadi pandemi covid-19. Menurut berita resmi sudah terjadi penurunan kasus, baik positif dan yang meninggal. Namun demikian pemerintah tetap menganjurkan menjaga prokes karena varian baru omicron  masih beredar di Indonesia. Meskipun varian ini tercatat menimbulkan gejala ringan, tapi penyebaran virusnya sangat cepat. Qadarullah pada hari keduabelas Ramadhan 1443H, tanggal 14 April 2022 suami tiba di rumah setelah melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru. Sesampai di rumah beliau mengabarkan dirinya sedang demam, meriang sejak malam tadi. Kami semua langsung menggunakan masker. Untuk sementara suami beristirahat di ruang tamu lantai bawah menggunakan spare kasur yang ada. Pikiran kami langsung tertuju pada virus covid. Tidak lama dari suami tiba, anak kami yang kedua juga mengalami demam dan tenggorokan sakit. Saya manaruh curiga gejala yang dialami anak kedua adalah radang tenggorokan biasa. Alasan utamanya karena anak-anak ketika buka puasa langsung

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #9

Sungguh sebuah keputusan yang tidak saya sesali ketika saya membeli mesin jahit secara diam-diam. Alhamdulillah dana dari arisan yang saya ikuti di kantor suami cukup untuk membayar harga sebuah mesin portable dengan spesifikasi standar. Sengaja saya tidak meminta dana dari suami karena ragu apakah nanti mesin jahit itu benar-benar saya gunakan. Pengalaman sebelumnya, saya pernah minta dibelikan juicer , tapi saya rajin menggunakan alat itu hanya sebentar saja lalu barangnya tersimpan begitu saja hingga saat ini. Pak suami sempat bilang "ah bunda, panas-panas tai ayam kalau punya barang.  Daripada dikatai begitu lagi, lebih baik saya diam-diam membeli mesin jahitnya. Setelah mesin sudah ada di rumah, ternyata beliau tidak protes sedikit pun. Bahkan ide agar membuat sarung kursi berasal dari dirinya. Mendapat ide seperti itu, saya merasa tertantang dan segera ingin membuatnya. Dibantu oleh seorang ibu dan juga sebagai penjahit kami mencari bahan ke pasar lalu membuat pola sarung ku

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #8

Alasan tidak ingin keterampilan jahit yang sudah baru didapatkan menjadi hilang, maka saya harus menambah jam terbang mendalami masalah dunia jahit. Lalu saya memutuskan ingin mengajar jahit krpada orang lain secara cuma-cuma. Orang pertama yang saya ajak belajar bersama adalah salah seorang wali murida di sekolah anak kami ketika masih tinggal di Medan. Beliau sangat antusias ingin belajar jahit. Ternyata dulu, ia adalah buruh jahit tapi tidak bisa mengukur badan pelanggan dan membuat pola. Tanggung jawabnya di tempat kerja hanya menjahit bahan yang sudah tergunting. Alhamdulillah kami berdua mulai belajar jahit dengan materi pertama adalah bagaimana cara mengukur badan. Esok hari, saya mencoba mengajak wali murid lainnya yang sedang duduk berkumpul di serambi mesjid menanti anak-anaknya pulang sekolah. Saya lakukan ini karena berpikir jika kami lebih ramai, ibu-ibu akan lebih semangat. Alhamdulillah satu-persatu ibu tersebut mulai bergabung. Kelas jahit saya adakan di rumah yang kebe

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #7

Membuat aksesoris masih terus saya lakukan. Saya coba membuat aksesoris jenis baru seperti gelang set dengan cincin tapi pakai rantai sebagai penyambung. Aksesoris semua jenis ini habis diborong oleh teman yang berada di kota lain. Tangan saya terasa sudah mulai pegal karena banyak menjahit dengan jarum tangan. Lalu terpikir oleh saya ingin beli mesin jahit. Alhamdulillah terima dana arisan, saya langsung gunakan uangnya untuk beli mesin jahit jenis portable . Karyawan distributor memberi pelatihan tentang cara menggunakan mesinnya selama 1 pekan. Tidak sulit mengoperasikan mesin jahit jenis portable, caranya sama saja dengan mesin jahit manual. Waktu SMP saya sudah bisa menggunakan mesin jahit manual tapi hanya tahu mengecilkan rok, menjahit yang sobek, pasang lambang di baju seragam sekolah, itu saja. Setelah punya mesin jahit, timbul keinginan bisa menjahit baju seperti gamis. Saya coba belajar secara otodidak lewat buku tutorial menjahit. Kemudian mengikuti pelatihan menjahit di ka