Disapa virus covid-19#2

Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja batuk yang saya alami 2Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja bagi saya terasa berat karena tidak dapat istirahat total karena meskipun sakit tetap harus kelonin bayiPada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja bagi saya terasa berat karena tidak dapat istirahat total karena meskipun sakit tetap harus kelonin bayi lebih lama karena tidak dapat istirahat total sebab harus merawat bayi yang masih dalam masa pemulihan. Apalagi saya memiliki riwayat penyakit maag, yang memperparah kondisi tenggorokan saya (memancing ingin batuk). Dalam keadaan demikian saya tetap berusaha makan meskipun tidak ada selera makan sedikit pun. Konsumsi menu bubur ayam hangat atau bubur lainnya membantu menghadirkan selera makan, meskipun makannya belum seperti biasa.
Dari pengalaman terkena covid yang kemungkinan adalah varian omicron, ada beberapa hal yang dapat saya sarankan ketika menjalani isolasi mandiri di rumah :
- Tetap jalankan prokes
- Jangan panik
- Sediakan obat-obatan dan vitamin sesuai kebutuhan seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin
- Sediakan suplemen tambahan jika diperlukan seperti : susu, madu
- Tetap makan makanan bergizi dan minum air putih secukupnya
- Sediakan alat oxymeter untuk jaga-jaga
- Jika memiliki dana, beli alat tes rta (rapid tes antigen) untuk lakukan tes mandiri
- Lakukan olah raga ringan dan berjemur pada matahari pagi.

Nah itulah beberapa hal yang kami lakukan selama menjalani isolasi mandiri di rumah. Semoga tetap diberi kesehatan bagi pembaca, dan diberi kesembuhan bagi yang sedang sakit.
Stay Helathy.....
Tangsel, 31 Mei 2022
Mom 4F

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengikat Makna, Hikmah Belajar di Kelas Persiapan KLIP 2022

Red Campus #7

Perjalananku melihat kedalam diri