Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #7

Membuat aksesoris masih terus saya lakukan. Saya coba membuat aksesoris jenis baru seperti gelang set dengan cincin tapi pakai rantai sebagai penyambung. Aksesoris semua jenis ini habis diborong oleh teman yang berada di kota lain.
Tangan saya terasa sudah mulai pegal karena banyak menjahit dengan jarum tangan. Lalu terpikir oleh saya ingin beli mesin jahit.
Alhamdulillah terima dana arisan, saya langsung gunakan uangnya untuk beli mesin jahit jenis portable.
Karyawan distributor memberi pelatihan tentang cara menggunakan mesinnya selama 1 pekan.
Tidak sulit mengoperasikan mesin jahit jenis portable, caranya sama saja dengan mesin jahit manual.
Waktu SMP saya sudah bisa menggunakan mesin jahit manual tapi hanya tahu mengecilkan rok, menjahit yang sobek, pasang lambang di baju seragam sekolah, itu saja.
Setelah punya mesin jahit, timbul keinginan bisa menjahit baju seperti gamis. Saya coba belajar secara otodidak lewat buku tutorial menjahit. Kemudian mengikuti pelatihan menjahit di kantor suami sambil belajar lewat youtube. Akhirnya saya bisa menjahit gamis. Saya masih belum percaya diri menerima jasa jahit pakaian, ditambah saya adalah tipe orang yang kurang nyaman berada dalan kontrol orang lain seperti harus dikejar waktu dari pelanggan dan masalah penentuan model pakaian yang tidak bisa bebas berekspresi. Nah hal ini yang menjadi alasan sehingga saya sering menolak permintaan orang lain menjahitkan bajunya.
Pernah saya coba membuat seprei dan menerima orderan dari teman. Alhamdulillah beberapa set seprei berhasil saya buat sesuai orderan teman dan mereka suka.
Ah sayang sekali saya tidak membuat pembukuan selama berjualan bros dan seprei. Saya tidak terlalu fokus pada masalah jumlah uangnya, tetapi saya sangat senang karena mampu membuktikan kepada diri sendiri bahwa ternyata saya bisa melakukan dan menghasilkan sesuatu selama saya mau bergerak.
Membuat bros saya hentikan ketika melihat pasar bros dari kain sudah mulai redup. Aksesoris jenis ini beralih ke jenis lain. Aktifitas menjahit tetap saya lanjutkan. Saya ingin menambah jam terbang agar hasil jahitan semakin rapih.
Beberapa kebutuhan sandang sudah bisa saya jahit sendiri seperti sarung kursi, taplak meja, gorden simpel, mukenah, pakaian untuk hari raya, dan lainnya.
Akhirnya saya mampu berhemat untuk biaya kebutuhan sandang seperti yang tersebut di atas.
Saya mulai berpikir bahwa saya hanya perlu menjahit produk ketika sedang kami perlukan. Jika menjahit pakaian setiap saat, maka lama kelamaan lemari tidak akan cukup menampungnya lagi. Hal ini pun menjadi pemborosan karena harus beli bahan dan perlengkapan menjadi sering.
Nah bagaimana agar saya tidak lupa keterampilan jahit jika tidak menambah jam terbang?
Tiiing.....muncul ide "saya perlu mengajar orang lain, bagaimana cara menjahit baju sendiri dengan mudah!".
Bersambung.....
Tangsel, 25 Mei 2022
Mom 4F

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengikat Makna, Hikmah Belajar di Kelas Persiapan KLIP 2022

Red Campus #7

Perjalananku melihat kedalam diri