Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #8
Alasan tidak ingin keterampilan jahit yang sudah baru didapatkan menjadi hilang, maka saya harus menambah jam terbang mendalami masalah dunia jahit. Lalu saya memutuskan ingin mengajar jahit krpada orang lain secara cuma-cuma.
Orang pertama yang saya ajak belajar bersama adalah salah seorang wali murida di sekolah anak kami ketika masih tinggal di Medan. Beliau sangat antusias ingin belajar jahit. Ternyata dulu, ia adalah buruh jahit tapi tidak bisa mengukur badan pelanggan dan membuat pola. Tanggung jawabnya di tempat kerja hanya menjahit bahan yang sudah tergunting.
Alhamdulillah kami berdua mulai belajar jahit dengan materi pertama adalah bagaimana cara mengukur badan. Esok hari, saya mencoba mengajak wali murid lainnya yang sedang duduk berkumpul di serambi mesjid menanti anak-anaknya pulang sekolah. Saya lakukan ini karena berpikir jika kami lebih ramai, ibu-ibu akan lebih semangat. Alhamdulillah satu-persatu ibu tersebut mulai bergabung. Kelas jahit saya adakan di rumah yang kebetulan letaknya tidak jauh dari sekolah.
Setiap hari ada saja ibu yang bergabung ingin belajar jahit. Akhirnya kelas terdiri dari 10 orang (kalau tidak salah) yang bergabung dan ingin belajar jahit.
Kami buka kelas sekali sepekan agar ibu-ibu masih bisa mengerjakan agenda lainnya. Beberapa diantaranya ada yang berjualan makanan dan minuman di sekolah sambil jemput anaknya pulang.
Sekali pertemuan kelas kami adakan selama 1 jam hingga 3 jam.
Saya mencoba menyederhanakan materi belajar agar pada setiap pertemuan pesera sudah menuntaskan satu materi. Seperti pertemuan pertama tentang mengukur badan, materi ini sedapatnya selesai pada pertemuan tersebut.
Pertemuan selanjutnya tentang membuat pola. Pada materi ini karena perlu pemahaman secara logis bagaimana hasil pengukuran badan diterjemahkan menjadi ukuran dan model pola dasar baju perempuan. Pada pertemuan kedua ini perlu penjelasan berulang sampai peserta benar-benar paham. Pada pertemuan ketiga adalah membuat pola lengan. Tingkat kesulitannya hampir sama membuat pola badan sehingga perlu penjelasan berulang juga. Akhirnya peserta sudah mulai paham membuat pola, tapi masih dengan pendampingan.
Saya sangat senang ketika menjalankan kelas jahit ini. Eh belum lagi masuk ke pertemuan berikutnya, suami mendapat SK (Surat Keputusan) pindah ke Pekanbaru. Terpaksa saya menyampaikan kepada ibu-ibu agar berlatih menggunting bahan (kain) sesuai pola yang sudah dibuat. Saya terpaksa tidak dapat lagi mengadakan kelas jahit karena harus kemas barang-barang untuk pindah. Sebenarnya saya tidak tega belum menuntaskan kelas jahit yang sudah terlanjur saya buka. Namun apa daya, tidak ada pilihan karena keputusan pihak dinas di tempat suami bekerja sudah memberikan waktu efektif di kantor baru.
Peserta belajar pun datang ke rumah untuk berpamitan dan menyampaikan rasa terima kasih mereka. Saya hanya menyarankan agar pelajaran dan praktek menjahit diteruskan di rumah masing-masing. Bisa belajar melalui youtube atau buku-buku tueorial menjahit bagi pemula.
Kami sekeluarga pun pindah ke Pekanbaru. Tidak begitu lama berada di sana, saya mulai membuat modul kelas menjahit. Saya berniat membuka kelas privat dan berbayar.
Alhamdulillah, ada yang mau belajar jahit meskipun tidak banyak. Kembali lagi, ternyata saya bukan tipe yang mengejar profit, lebih kepada rasa senang menjalani prosesnya. Beberapa peserta saya tidak kenakan biaya, sementara lainnya saya hanya minta dibayar dengan kain saja.
Semua peserta menjahit yang belajar di kelas yang selanjutnya saya beri nama usahanya "3F Sewing Class" mampu menyelesaikan materi dan praktek hingga menghasilkan gamis sesuai yang diinginkan. Pesan saya agar pembelajarannya tetap diulang di rumah agar tidak lupa.
Hal yang paling membahagiakan adalah peserta belajar yang di Medan ada 3 ibu yang berani membuka usaha jasa jahit hingga saat ini. Seorang dari ketiga ibu tersebut fokus pada membuat hijab, mukenah. Terakhir saya melihat laman medsos beliau baru mulai berani jahit baju jenis kaftan. Sementara dua ibu lainnya sudah sering menerima orderan jahit baju. Bahkan pelanggannya ada yang dari Malaysia, Alhamdillah.
Proses mengajar jahit memberi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya tidak mempermasalahkan apakah ada bayaran atau tidak. Melihat peserta belajar mampu menghasilkan karya, hal itu sudah cukup membuat saya sangat senang. Dari hal inilah saya membangun personal branding diri bahwa saya mampu mengajar jahit bagi yang sangat pemula sekali pun. Teknik mengajar yang saya gunakan adalah berdasarkan pengalaman diri ketika belajar menjahit, bagaimana membuat teori yang ada menjadi sederhana sehingga tidak menyulitkan peserta untuk belajar teori maupun praktek. Sementara untuk masalah kerapihan jahitan, ini tergantung pada jam terbang setiap orang.
Bersambung....
Tangsel, 27 Mei 2022
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar