Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

BINA AKRAB TEKNIK ELEKTRO ANGKATAN 1998 #2

Hari terakhir sosialisasi kegiatan BINA AKRAB untuk angkatan kami. Semua perlengkapan sesuai atribut angkatan saat itu sudah dibagikan. Perlengkapan ini sudah kami bayar pada awal sosialisasi, termasuk biaya konsumsi dan lain-lain selama berada di lokasi BINA AKRAB. Untuk perlengkapan lainnya di luar dari panitia harus bawa masing-masing sesuai jumlah hari berada di lokasi. Panitia sudah memberi pesan agar tidak membawa barang berlebih agar beban bawaannya tidak berat. Dan pesan yang paling penting lagi adalah persiapkan fisik dan mental. Waaah jadi deg-degan. Bismillah....Ospek bisa kami lewati, maka acara BINA AKRAB ini insyaa Allah juga bisa. Sore hari itu kami berangkat menggunakan mobil truk tentara. Maba perempuan dan laki-laki menumpangi mobil yang berbeda. Warna baju kebanggan teknik, merah yang dipadu dengan tulisan berwarna hitam "BINA AKRAB TEKNIK ELEKTRO ANGKATAN 1998". Acara kali ini berlokasi di hutan pinus, Malino Kab. Gowa, Sulsel. Malino terkenal dengan cuaca

BINA AKRAB ELEKTRO ANGKATAN 1998 #1

Semester awal sebentar lagi akan mulai berjalan di kampus Unhas. Jadwal ini sama untuk semua fakultas kelas reguler. Prosesi Ospek telah kami jalani. Saya pikir setelah Ospek kami sudah langsung kuliah. Ternyata masih ada program setiap jurusan yang harus kami jalani, "BINA AKRAB". Sebelum kegiatan tersebut, maba diwajibkan rutin hadir di jurusan. Kami dikumpulkan di ruang kuliah PBT 401, lantai 4 jurusan teknik elektro. Ruangannya memang cukup besar. Bisa menampung seluruh maba yang lulus di jurusan teknik elektro. Pernah sekali saya tidak hadir karena merasa malas mau ke kampus untuk kumpul. Saya berpikir kalau tidak hadir tidak apa-apa. Pada pertemuan berikutnya semua maba yang tidak hadir pada hari sebelumnya dipisahkan dari maba lainnya. Ternyata bukan saya saja yang melakukan itu. Tapi ada banyak maba yang absen kemarin. Hanya saja saya kurang memperhatikan berapa jumlah kami yang terpisah ini. Hati mulai deg-degan, ada apa gerangan dikumpul terpisah begini? Haah, mulai

Red Campus #8

Gambar
Waah lebih separuh hari sudah terlewati. Waktunya pulang? Ow, jangan harap. Selesai melakukan tour jurusan beserta ke ruang lab yang ada di jurusan tersebut, kami kembali berkumpul di halaman fakultas. Oh iyah setiap selesai kegiatan dalam ruangan, selalu diberi tugas yang harus diketik manual dengan pita warna hitam putih. Jadi dalam sehari terkumpul banyak sekali tugas. Tanda-tanda harus begadang. Waktunya shalat Ashar. Semua maba mengambil air wudhu dan menjalankan shalat Ashar secara bergantian. Bagi maba yang bukan muslim dibawa ke ruang tertentu oleh senior. Saya kurang tahu apakah juga melakukan ritual keagamaannya atau melakukan aktifitas lain. Selesai shalat Ashar, kami digiring ke lapangan teknik. Area lapangannya lebih luas dari halaman fakultas. Melihat area seperti itu, hati saya deg-degan dan berharap tidak ada permainan berbahaya yang harus kami lakukan setelah permainan membuat lingkaran berlapis sebelumnya. Alhamdulillah lebih banyak permainan teamwork . Sedikit lega.

Red Campus #7

Gambar
Selesai ishoma (istirahat, sholat dan makan) jangan berharap akan langsung pulang. Masih ada waktu beberapa jam kedepan untuk menikmati suguhan panitia, tepatnya instruksi yang harus kami jalankan termasuk materi dalam ruangan. Setelah break sejenak di halaman fakultas, kami digiring ke gedung jurusan teknik arsitektur. Eitz menuju tempat itu bukan dengan jalan biasa, tapi jalan jongkok sesekali merayap hingga masuk kedalam salah satu ruang kuliah. Kelompok laki-laki dan perempuan terpisah karena ukuran ruangannya kecil untuk menampung seluruh maba. Sapaan welcoming  khas di setiap ruang yang kami masuki berupa tappe' kanan-kiri  (=tampar pipi kanan dan pipi kiri). Yaah untung-untungan level kerasnya yang terasa mendarat di pipi. Posisi dalam barisan juga turut menjadi keberuntungan. Berada pada barisan dekat terakhir tapi bukan paling akhir, biasanya tamparan senior sudah melemah, karena kecapekan. Senior akan gantian jadi juru sambut di pintu, yang beruntung paling juga satu dua

Red Campus #7

Gambar
Setelah para ketua himpunan kemahasiswaan semua jurusan sudah tampil, kami diberi tugas untuk dikerjakan di rumah. Biasanya berupa pertanyaan terkait materi yang baru saja diberikan. Yang unik dan ribet, tugas harus diketik manual dengan pita warna merah hitam. Yaah gara-gara ospek saya berkenalan dengan mesin ketik. Alhamdulillah waktunya ishoma (istirahat, sholat dan makan). Kami digiring kembali ke halaman fakultas. Istirahat sebentar, kemudian panitia membagikan nasi bungkus kepada semua maba. Jangan harap akan menikmati nasi bungkusnya dengan santai seperti makan siang di rumah atau di warung. Cara makan harus sesuai instruksi panitia. Senior pakai hitungan satu : angkat nasi bungkusnya, dua : buka karet pengikatnya, tiga : mulai makan lauk dulu lalu makan nasi dan terakhir sambel. Tidak boleh minum dulu. Haha saya pastinya tak lugu amat kalau sudah seperti ini. Toh tidak mungkin senior pendamping melihat satu-satu, apakah benar-benar makan sesuai instruksi. Biasanya saya tidak ma

Red Campus #6

Gambar
Berjalan kodok atau jalan jongkok dari pintu utama kampus Unhas menuju fakultas teknik yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer. Kadang cara berjalan dengan jongkok lalu diminta ganti berjalan dengan merayap. Syukurnya melakukan itu saat matahari belum terik. Sebelum jam 08.00 WITA semua maba sudah harus berkumpul di depan fakultas. Setiap pagi diadakan upacara sebelum masuk ruangan untuk mendapatkan materi orientasi. Aneka permainan yang kadang gak sreg di hati maupun nalar tetap harus kami lakukan. Yang kedapatan salah atau tidak melakukannya langsung dapat hukuman dobel. Hukuman fisik juga hukuman harus tampil di depan maba dan penonton lainnya. Maba yang sudah digeret ke depan, siap-siap diberi lakon macam-macam. Seringnya jadi aktor lawak yang disutradara-i para senior. Yang bikin kesel, kami maba lainnya tidak boleh ketawa meskipun lucu. Disuruh tunduk, padahal seru. Kalau kedapatan tidak patuh pada perintah senior, jadi maskot berikutnya maju ke depan. Pernah dapat tugas menghapal

Red Campus #5

Gambar
Di halte sudah banyak mahasiswa baru (maba) yang menunggu angkot (angkutan kota) menuju area rumah masing-masing. Angkot yang masuk area kampus memiliki kode angka tertentu, yang berbeda untuk setiap rute terjauh yang dituju. Contoh angkot dengan kode 05, rutenya ke area jl. Cendrawasih. Angkot kode 02 rutenya adalah area jl. Veteran. Dan masih banyak kode angkot lainnya. Angkot yang melewati daerah tempat saya tinggal ada beberapa alternatif jadi tidak harus menunggu lama di halte. Supir angkot akan berhenti secara auto di halte jika penumpangnya belum penuh, bahkan ada yang sampai desak-desakan karena sang supir berpikir akan ada yang singgah nantinya. Kalau saya, gak akan menaiki angkot seperti itu kecuali darurat. Kami sudah berada di atas angkot. Saya lebih banyak diam mendengar obrolan maba lainnya yang menjadi penumpang dengan angkot yang sama. Bukan maba dari jurusan teknik, ada juga yang berasal dari jurusan lainnya. Mereka bercerita tentang beratnya latihan fisik yang dialami

Red Campus #4

Gambar
Semua berkas yang diperlukan beserta bekal lainnya sudah saya siapkan. Saya dan beberapa teman SMA berangkat ke Makassar untuk melakukan pendaftaran ulang. Kami masih tinggal sementara di kost kakak angkatan. Sehari setelah tiba di Makassar, kami menuju Kampus Unhas (Red Campus) lebih pagi untuk melakukan pendaftaran ulang. Peserta pendaftar ada ribuan jumlahnya, pastinya antrian panjang di setiap loket. Agar tidak ketinggalan info, kami harus aktif mencari informasi mengenai posisi loket dimana bisa mendapatkan formulir beserta penanda dokumen untuk jurusan yang akan kami daftar. Cukup lama juga mengisi formulir karena data yang harus dituliskan lumayan banyak. Formulir sudah terisi selanjutnya antri lagi menunggu giliran untuk mengembalikan formulir tersebut beserta tes buta warna. Ah benar-benar ujian sabar demi bisa kuliah. Akhirnya tiba giliran saya, proses pengecekan kelengkapan berkas sebenarnya tidaklah lama. Yang terakhir adalah tes buta warna, alhamdulilla semua aman. Saya su

Red Campus #3

Gambar
Tes UMPTN mulai berlangsung. Alhamdulillah menjalani tes UMPTN tidak sesulit yang dibayangkan dan tentunya tidak semudah yang diinginkan. Memang harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, kuncinya tekun belajar. Ruangan untuk tes yang saya gunakan berbeda dari kedua teman saya. Setiap selesai ujian, kami kadang membahas ulang soal yang kira-kira jawabannya meragukan. Bahkan kami mencoba menghitung perolehan poin berdasarkan jumlah jawaban yang benar menurut kami. Kadang terlihat gusar dari wajah kedua teman saya. Hmhm jadi ikut prihatin, meskipun saya merasa bisa mengerjakan soal lebih banyak ketimbang yang meragukan. Tetap saja ada rasa takut tidak lulus. Inilah efek jika kita suka memikirkan hal yang sudah berlalu. Padahal yang seharusnya kami lakukan, fokus pada langkah berikutnya. Oh iyah saya pilih IPC (IPA dan IPS), jadi tes berlangsung selama 3 hari. Hari pertama dan kedua lokasi tempat tes sama. Kemudian hati ketiga kami tes di kampus Unhas. Alhamdulillah, kami telah meng

Red Campus #2

Gambar
Ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN) akan berlangsung beberapa pekan lagi setelah pengumuman kelulusan siswa SMA. Saya bersama 2 teman SMA berangkat ke Makassar menumpangi bus langganan. Kami akan tinggal sementara di kamar kost milik kerabat yang sekaligus adalah senior kami di SMA. Jadilah kami ada berlima orang di kamar kost itu. Sengaja saya dan teman lebih awal ke Makassar agar bisa mengikuti bimbingan belajar (bimbel) sebagai persiapan tes UMPTN. Kami mengambil kelas intensif karena durasi waktu bimbel yang singkat. Tempat bimbel sering berubah lokasi, mengkuti jumlah peserta dan waktu daftar. Bersyukur saya tidak sendiri, jadi untuk kemana-mana tidak merasa takut. Kakak angkatan membekali kami info mengenai jalur serta jenis kendaraan apa yang bisa ditumpangi ketika ingin ke lokasi bimbel, begitu pun ketika mau balik ke kost. Saat itu tahun 1998, mahasiswa sering melancarkan unjuk rasa di lokasi tertentu. Jalur tersebut sering kami lalui. Terkadang jalur lalu lintas ditut

Red Campus #1

Gambar
Hari itu, dimana hari pengumuman kelulusan kami di SMA. Alhamdulillah semua murid kekas 3 dinyatakantah lulus. Oh iyah setelah ujian nasional kemarin, kami kedatangan kakak-kakak dari kampus untuk memberi gambaran tentang jurusan apa saja yang ada. Mereka juga menyampaikan strategi dalam memilih jurusan yang peluang lulus nya besar. Terdapat beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk bisa masuk ke perguruan tinggi. Salah satunya jalur bebas tes. Siswa mengirimkan berkas berupa raport dari kelas 1 sampai kelas 3. Saya ikut menyetorkan berkas untuk bebas tes. Qadarullah saya belum diijinkan Allah menggunakan jalur ini. Yang jadi harapan adalah ikut tes UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Hampir semua guru SMA saya menyarankan memilih jurusan kedokteran, pertimbangan mereka bahwa kemampuan saya di bidang sains seperti Biologi, Fisika cukup sesuai untuk jurusan tersebut. Namun saya tidak tertarik dengan jurusan kedokteran. Ada 2 alasan mengapa saya tidak tertarik yaitu : 1. Tidak su

Putih abu-abu #3

Gambar
Mama melihat perilaku saya yang enggan menyelesaikan jatah tugas domestik menjadi kesal. Meskipun saya rajin belajar, ia tetap memberi saya tugas, dan tidak membolehkan siapa pun mengerjakannya. Mama termasuk orang yang tegas pada peraturan yang sudah dibuat. Akhirnya dengan terpaksa saya tetap mengerjakan tugas domestik tersebut. Yaah kadang hasilnya terlihat separuh hati alias tidak ikhlas, kadang juga minta tolong sama sepupu yang tinggal di rumah dengan imbalan uang memakai uang saku saya. Ih kalau diingat-ingat sekarang jadi lucu, mama saya juga ikutan ketawa kalau kami telponan atau sedang kumpul membahas kelakuan anak-anaknya yang sering bikin beliau sebel. Jadi kangen orang tuaku yang berada nun jauh di Sulsel sana. Di sisi lain saya bersyukur karena yang awalnya rajin belajar karena ingin menghindar dari pekerjaan rumah, ternyata kebiasaan itu jadi menyenangkan bagi saya. Suatu waktu saya sangat ingin ikut kursus bahasa Inggris di kota lain, lokasinya tidak begitu jauh dari ka

Putih abu-abu #2

Gambar
Setelah 3 tahun duduk di bangku SMP, perjalanan berikutnya adalah memasuki gerbang putih abu-abu (SMA). Pada tahun 1995 saya mendaftar di SMA Negeri yang ada di kampung. Sekolahnya terbilang baru, jadi masih terdapat beberapa ruang dengan bangunan darurat. Saya menempati ruang darurat tersebut ketika kelas 1. Teman-teman di SMA hampir semuanya berasal dari SMP yang sama, sehingga suasananya serasa masih di SMP hanya beda kostum saja. Setiap jenjang kelas terdiri 4 (empat) ruang. Alhamdulillah saya bisa melewati jenjang kelas 1 dengan tetap meraih rangking 1 (satu). Tiba di kelas 2 (dua), pengaturan penempatan siswa berdasarkan nilai akademik. Saya dan teman lainnya yang dianggap memiliki nilai raport tinggi disatukan dalam kelas yang sama, nama kelasnya 'kelas unggulan'. Dulu waktu kelas 1 saya cenderung santai dalam belajar karena merasa tidak ada saingan. Berbeda ketika sudah kelas 2 dan berada di kelas unggulan, sungguh terasa tekanan persaingannya. Peringkat saya sempat anj

Putih abu-abu #1

Gambar
Banyak yang bilang kalau masa SMP (Sekolah Menengah Pertama) adalah masa dimana anak mulai mengalami puber. Bagi perempuan sudah mengalami menstruasi, sementara laki-laki terjadi perubahan suara dan perubahan fisik lainnnya sebagai tanda pertumbuhan organ reproduksi. Saya mengalami menstruasi awal pada usia 12 tahun atau kelas 1 SMP. Sebelum saya mendapat haid pertama, teman satu bangku di kelas sudah mengalaminya lebih duluan. Dari dialah saya mendapatkan cerita seperti apa rasanya mengalami haid itu. Yang saya ingat, ia bilang sebelum datang haid perut bawah terasa mules. Ia sempat kaget ketika mendapati darah di pakaian dalamnya. Lalu ia sampaikan kepada ibunya, kemudian diberitahu  agar rajin mencuci pakaian yang terkena darah haid. Mengetahui teman sudah mendapat menstruasi, saya jadi penasaran seperti apa yah rasanya mengalami haid? Saya jadinya ingin segera merasakan haid. Setiap merasakan mules di perut langsung berpikir jangan-jangan saya mau haid. Haha ternyata belum juga. Mi

Keluargaku Inspiratorku #2

Gambar
Kakak pertama, selain menguasai beberapa bahasa asing ia juga rajin baca buku. Setiap liburan sekolah, ketika ia pulang ke rumah waktu luangnya dihabiskan dengan membaca buku. Keluarga lebih mengenalnya sebagai orang pendiam dan kurang bergaul. Kakak jarang ikutan ngobrol ketika ada kerabat yang berkunjung. Ia lebih asik dengan buku bacaannya. Itulah sisi sosial kakak saya ketika masih SMA. Sekarang setelah berkeluarga sudah terjadi banyak perubahan. Beberapa gerakan sosial yang ia inisiasi, salah satunya adalah ia mendirikan asosiasi petani nira di kampung sebagai bentuk peduli akan produktifitas gula nira di kampung. Beliau membuat rancangan mesin pengolah gula nira atau gula aren yang sekarang sudah digunakan petani di kampung sebagai aset desa. Kakak juga berhasil merancang mesin listrik untuk menyangrai kopi yang menggunakan tungku dari tembikar. Dengan mesin tersebut lahir produk kopi sangrai dengan brand miliknya. Rancangan mesin sangrai tersebut sudah tercatat di badan HAKI (Ha

Keluargaku inspiratorku #1

Gambar
Saya berasal dari sebuah desa bernama Maroangin tepatnya di Kabupaten Enrekang, Propinsi Sulawesi Selatan pada 42 tahun silam. Kami 4 (empat) orang bersaudara. Saya adalah anak ketiga. Kedua kakak adalah laki-laki, yang bungsu adalah perempuan. Saya dan adik jarak lahirnya cukup dekat, hanya terpaut kurang dari 1 (satu) tahun. Orang tua kami berdarah petani dan pendidik (guru sekolah). Mama saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga sambil berjualan sembako di rumah, sedang ayah bekerja sebagai kepala SD dan sempat menjadi guru di SMA setempat. Semua kakek dan nenek kami berprofesi petani. Mama adalah tipe orang yang tidak banyak bicara tapi lebih banyak bekerja. Mulai dari urusan domestik hingga mengurus barang dagangannya. Mama tidak suka main ke rumah tetangga hanya sekedar cerita seperti yang umum dilakukan mama-mama pada jaman itu, kecuali bila ada hal penting. Beliau termasuk sosok pembelajar untuk ukuran seusianya. Rajin menghadiri pertemuan dan pelatihan ibu PKK serta pengajian d

Tahun 2022 Konsisten Menulis?

Gambar
Sudah cukup lama terbersit niat ingin menjalani aktifitas menulis secara serius. Namun hanya selalu menjadi niat. Kegiatan menulis saya lakoni hanya ketika membuat jurnal perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Entah mengapa aktifitas menulis secara serius menjadi zona yang tidak nyaman bagi saya. Bahkan untuk menuliskan sebuah status di laman media sosial sekalipun, seringnya tulisan yang sudah tersusun saya hapus lagi. Bukan sekali dua kali terjadi, tapi berkali-kali. Saat itu saya merasa tulisan yang sudah saya buat tidak bermutu, terutama dari segi gaya bahasa, susunan kata meskipun konten yang saya pilih adalah tema ringan saja. Saya selalu merasa tidak percaya diri terhadap hasil tulisan sendiri. Apakah saya terjebak pada penilaian orang? Apakah jika jumlah like yang sedikit pada postingan di media sosial berarti tulisan saya tidak bermutu? Pikiran-pikiran ini yang selalu hadir menggoda saya yang kemudian berhasil berkali-kali membuat saya batal memosting tulisan, bahkan semakin