Minggu, 30 Januari 2022
BINA AKRAB TEKNIK ELEKTRO ANGKATAN 1998 #2
Sabtu, 29 Januari 2022
BINA AKRAB ELEKTRO ANGKATAN 1998 #1
Senin, 24 Januari 2022
Red Campus #8
Minggu, 23 Januari 2022
Red Campus #7
Rabu, 19 Januari 2022
Red Campus #7
Selasa, 18 Januari 2022
Red Campus #6
Minggu, 16 Januari 2022
Red Campus #5
Sabtu, 15 Januari 2022
Red Campus #4
Kamis, 13 Januari 2022
Red Campus #3
Selasa, 11 Januari 2022
Red Campus #2
Minggu, 09 Januari 2022
Red Campus #1
Jumat, 07 Januari 2022
Putih abu-abu #3
Kamis, 06 Januari 2022
Putih abu-abu #2
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).
Sudah menjadi value di masyarakat bahwa orang yang berpacaran sudah termasuk melakukan perbuatan zina. Termasuk keyakinan orang tua saya tentang hal ini. Makanya saya dan adik perempuan diwanti-wanti tidak boleh sering keluar rumah (keluyuran) kecuali untuk urusan penting saja. Kalau sekedar mau main atau rekreasi harus ada orang dewasa seperti guru yang ikut dalam rombongan. Jika tida ada, saya atau adik tidak boleh ikut. Suka tidak suka kami harus patuh. Dan menurut saya, aturan tersebut sangat beralasan sehingga kami secara sadar menjalankannya.
Akhirnya libur panjang sudah selesai, kami kembali masuk sekolah dengan semangat serta pengalaman liburannya masing-masing. Usai membaca buku Fiqih Wanita tersebut, saya merasa lebih tenang, berjanji terhadap diri sendiri tidak ingin pacaran juga tidak ingin melepas hijab ketika keluar rumah bahkan ketika di dalam rumah jika ada muhrim. Gairah belajar saya juga meningkat. Ketika jam istirahat saya memilih tetap di dalam kelas. Terkadang sambil menyelesaikan soal-soal latihan di buku paket, atau baca-baca materi pelajaran. Tak jarang teman mempertanyakan perubahan perilaku saya yang menjadi lebih pendiam dari sebelumnya serta jarang keluar ruangan. Saya jawab senyum saja, dan melanjutkan aktifitas yang sempat terhenti. Saya masih ikut ngobrol dengan teman perempuan tapi tidak tahan berlama-lama.
Alhamdulillah perubahan sikap dan kebiadaan saya membuahkan hasil. Selama di bangku kelas 3 SMA peringkat 1 selalu ada di tangan saya. Oh iyah, saya di rumah juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar. Tapi untuk mengerjakan tugas domestik saya benar-benar tidak menikmati alias malas. Sepertinya saya tidak suka pekerjaan rutin seperti itu. Akhirnya, saya kadang sengaja serius belajar hingga larut malam biar lolos dari tugas dalam rumah, ah jadi malu. Jangan ditiru ya, it is not good! Awalanya rajin belajar sebagai pelarian, tapi lama-kelamaan jadi suka. Saya jadi betah mengerjakan soal-soal persiapan ujian ketimbang beres-beres rumah. Bukan tidak ingin membantu, tapi memang tidak nyaman mengerjakannya. Nah, disini saya mulai menemukan diri saya yang tidak suka pekerjaan rutin di dalam rumah.
Bersambung......
Selasa, 04 Januari 2022
Putih abu-abu #1
Senin, 03 Januari 2022
Keluargaku Inspiratorku #2
Minggu, 02 Januari 2022
Keluargaku inspiratorku #1
Sabtu, 01 Januari 2022
Tahun 2022 Konsisten Menulis?
Sudah cukup lama terbersit niat ingin menjalani aktifitas menulis secara serius. Namun hanya selalu menjadi niat. Kegiatan menulis saya lakoni hanya ketika membuat jurnal perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Entah mengapa aktifitas menulis secara serius menjadi zona yang tidak nyaman bagi saya. Bahkan untuk menuliskan sebuah status di laman media sosial sekalipun, seringnya tulisan yang sudah tersusun saya hapus lagi. Bukan sekali dua kali terjadi, tapi berkali-kali. Saat itu saya merasa tulisan yang sudah saya buat tidak bermutu, terutama dari segi gaya bahasa, susunan kata meskipun konten yang saya pilih adalah tema ringan saja. Saya selalu merasa tidak percaya diri terhadap hasil tulisan sendiri. Apakah saya terjebak pada penilaian orang? Apakah jika jumlah like yang sedikit pada postingan di media sosial berarti tulisan saya tidak bermutu? Pikiran-pikiran ini yang selalu hadir menggoda saya yang kemudian berhasil berkali-kali membuat saya batal memosting tulisan, bahkan semakin jarang memiliki keinginan untuk membuat postingan.
Sampai pada satu waktu, saya berpikir tidak lama lagi perkuliahan saya di Institut Ibu Profesional (IIP) akan berakhir. Itu berarti tidak ada lagi yang memaksa saya menulis. Apakah saya benar-benar tidak perlu menulis lagi?
Satu hal yang perlu saya syukuri, ternyata kelas tingkat akhir di perkuliahan IIP -Bunda Saliha- adalah tentang menjadi ibu pembaharu. Kelas yang melatih kami untuk menemukan inovasi sosial terhadap permasalahan baik yang terjadi pada diri, keluarga atau lingkungan. Saya memilih melakukan gerakan sosial terkait permasalahan keluarga yakni permasalahan komunikasi bersama generasi digital native. Salah satu bentuk gerakannya adalah melakukan edukasi kepada publik mengenai komunikasi produktif melalui tulisan konten di media sosial dan website. Media sosial dan website tersebut adalah platform yang menjadi milik tim (saya dan 3 (tiga) orang teman sesama mahasiswi IIP). Kami menargetkan menulis konten di media sosial setiap hari kerja atau minimal 3 (tiga) hari 1 (satu) postingan. Karena aktifitas inilah yang menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk meningkatkan kemampuan menulis dengan bergabung di KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional). Yang terpenting saat ini adalah dengan berlatih konsisten menulis, revolusi komunikasi terjadi pada diri saya yang tentunya berdampak langsung dalam keluarga saya.
Bismillah....
Inilah tulisan perdana saya di tahun 2022. Mudah-mudahan menjadi pembuka untuk lahirnya tulisan-tulisan saya selanjutnya. Semoga harapan saya ingin menghadirkan buku solo dapat terwujud. Amin!
Family Strategic Planning (FSP) 2025 Part 2
Pada 11 Januari 2025, Sabtu kemarin adalah perdana kami lakukan forum keluarga secara sengaja untuk membahas peta keluarga. Sehari sebelum...

-
Memutuskan untuk ikut Kelas Menulis sama artinya saya harus keluar dari zona nyaman. Selama ini saya menulis hanya ketika mengerjakan jurnal...
-
Setelah para ketua himpunan kemahasiswaan semua jurusan sudah tampil, kami diberi tugas untuk dikerjakan di rumah. Biasanya berupa pertanyaa...
-
Sungguh saya tidak mengerti bahwa diri pun harus dikenal. Orang sekarang biasa memberi istilah "Pengenalan Diri". Saya baru menyad...