Rabu, 08 Januari 2025

Family Strategic Planning (FSP) 2025 Part 1

Keren sekali yah istilah ini "Family Strategic Planning". Apa yang Anda bayangkan ketika membaca kalimat ini? Apakah Anda langsung berimajinasi bahwa hal dibaliknya adalah sesuatu yang amaaaat besar dan berat. Yaaah saya pun punya kesan seperti itu terhadap kalimat ini pada mulanya.

Pada tahun 2017 pernah menyusun perencanaan untuk menjadi peta bagi keluarga. Membuat petanya mengikuti petunjuk worksheet dan pemahaman sekadarnya setelah mengikuti webinar dari tokoh pasangan suami istri sebagai praktisi Home Schooling dan FSP. Usia anak-anak saat itu masih SD. Semua item pembahasan dipikirkan sendiri. Yaah berhasil merumuskan petanya dengan rencana-rencan yang kubuat sendiri mulai dari : pemberian nama keluarga, tujuan, kondisi saat itu, golden rules hingga breakdown program setiap anggota keluarga. Peta saya buat secara digital menggunakan sebuah aplikasi desain. Hasilnya memang apik, saya puas sudah berhasil merumuskannya dengan lancar. Namun....peta itu hanya menjadi salah satu karya yang tidak pernah saya  gerakkan atau kenalkan kepada keluarga, terutama kepada suami. Entah mengapa terasa berat untuk menjadikan hal tersebut menjadi obrolan. Ada rasa tidak percaya bahwa konsep seperti ini akan diterima dengan baik oleh keluarga terutama suami. Berarti saat itu saya dan kamu masih berkutat dengan jalan pikirannya masing-masing. Yaah sekarang kami memahami itu adalah proses, yang terpenting diantara kita terutama saya sudah mulai memikirkannya.

Pada tahun ini bersyukur menemukan buku 'Family Strategic Planning" (FSP) yang ditulis oleh Dodik Mariyanto. Kemudian memutuskan membuat review buku tersebut agar pemahaman saya terhadap buku semakin dalam. Semangat ingin menghidupkan peta keluarga yang dulu pernah saya buat akhirnya menyala kembali. Kuputuskan membuat ulang peta itu sesuai kondisi kami saat ini. Tidak sulit untuk membuat peta, yang jadi tantangan adalah bagaimana mengenalkan konsep FSP kepada keluarga.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah membagi konten review buku FSP, berharap anak-anak dan suami membacanya sehingga membangun pemahamannya "Apa dan Mengapa penting memikirkan dan melakukan langkah strategis untuk merawat pertumbuhan keluarga?". Pada kesempatan tertentu saya juga melakukan dialog dengan anak, menyampaikan rencana bahwa saat berkumpul dengan ayah nanti (kebetulan kami Long Distance Marriage, karena lokasi kerja suami di luar kota) akan membahas FSP ala keluarga kita. FSP itu apa sih?

Sebelum menceritakan lebih jauh apa yang akan kami rencanakan terkait peta keluarga ini, saya mengajak pembaca mengulik sedikit apa itu "Family Strategic Planning" yang disingkat FSP. Berdasar buku FSP, adalah salah satu pemikiran atau cara bagaimana merawat pertumbuhan keluarga. Penulis buku mengambil analogi jika biduk adalah rumah tangga atau keluarga, bahtera kehidupan adalah samudra, maka perjalanan sebuah keluarga seperti biduk yang sedang mengarungi samudra. Akan ada tantangan seperti angin, badai, gelombang yang akan dihadapi. Nah....bagaimana arah perjalanan keluarga sehingga biduk yang mengarungi samudra dapat berlayar dengan selamat dan mencapai tujuan ingin berlabuh dimana. Seperti layaknya sebuah perusahaan yang mampu mencapai target kinerjanya karena adanya perencanaan dan keterlibatan dari semua pegawainya. Tentu hal ini juga dapat diterapkan dalam keluarga, namun dengan cara rekreatif. Mengapa harus cara rekreatif? Tujuannya adalah agar semua anggota keluarga tidak merasa terbebani ketika baru mulai menjalankannya. Menjadikan ritual pertemuan yang menyenangkan namun diselingi obrolan tentang perjalanan atau pertumbuhan keluarga dari tahun ke tahun. Beberapa hal penting yang dirumuskan dalam FSP antara lain :

1. Nama Keluarga
Memilih nama yang menarik sesuai harapan atau makna yang diinginkan dari nama tersebut. Pada peta ini kami memilih nama keluarga dengan menggunakan Bahasa Bugis. Tujuannya agar setiap anggota keluarga tetap mengingat jati diri atau asal usulnya yaitu berasal dari suku Bugis. Pasompe' Malinrung inilah nama keluarga kami. Secara terminologi Pasompe' artinya perantau, Malinrung artinya gigih, tidak mudah menyerah. Sehingga dapat diartikan bahwa kami adalah keluarga perantau yang tidak mudah menyerah menjalani tantangan dalam hidup.

2. Tujuan
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai bersama. Peta ini kami tetapkan periodenya selama 3 tahun, 2025 - 2028. Secara umum target yang ingin dicapai antara lain : pengurangan utang 35%, anak berhasil lulus masuk sekolah atau perguruan tinggi yang diimpikan, kesadaran spiritual berkembang minimal tidak menunda shalat wajib.

3. Kondisi saat ini
Memetakan kekuatan maupun kelemahan personal, ketersediaan sumber daya tangible maupun intangible serta posisi keuangan adalah hal penting menjadi bahasan bersama. Gambaran keadaan sumber daya saat memulai eksekusi rencana menjadi pertimbangan selama menjalankan program masing-masing anggota keluarga yang arahnya menuju tujuan keluarga.

4. Support System
Untuk berlayar mengarungi samudra keluarga tetap membutuhkan bantuan pihak luar atau infrastruktur lainnya, seperti : asisten rumah tangga, guru, mentor, sekolah, lembaga kursus, lingkungan tempat tinggal, keamanan, listrik, operator komunikasi, dan seterusnya. kesemua ini membantu kelancaran serta mempercepat program tercapainya tujuan tiap individu.

5. Bekal
Seperti layaknya pada sebuah perjalanan atau pelayaran, hal yang tidak boleh ketinggalan adalah bekal. Untuk sebuah peta perjalanan keluarga apa saja yang dapat menjadi kudapan atau bekal bagi anggota keluarga? Antara lain : basic skill life, 

6. Golden Rules
Untuk menjaga tetap selaras terutama dalam hal menjaga nilai-nilai moral maka perlu menetapkan kompas tata nilai yang disebut golden rules. Aturan ini juga menjadi sekoci atau alat penyelamat ketika keadaan chaos. Beberapa aturan yang kami rumuskan antara lain : tetap menjalin komunikasi meskipun sedang emosi tinggi (jeda hanya berlaku sementara saja), keputusan yang diambil saat emosi tinggi tidak berlaku, sadar menjalani hidup sehat, saling menghargai, saat temukan jalan buntu kembalikan pada Al Quran & Hadist.

7. Program tiap Anggota Keluarga
Setelah merumuskan item-item sebelumnya, sudah mudah bagi tiap anggota keluarga merumuskan program atau agenda yang akan dijalankan yang bertujuan untuk berkontribusi mendukung tercapainya tujuan bersama. Orang tua tetap melakukan Monitoring & Evaluation untuk menilai kondisi perjalanan apakah masih on track atau off track,  selanjutnya harus melakukan apa jika off track.




bersambung part 2....


Aku Sebelum Bersamamu (Wedding Anniversary ke 19) #1

08 Januari 2025, Rabu kemarin menjadi momen special bagi kita. Hari itu adalah tepatnya hari ke 6939, 21 jam aku dan kamu sah bersama. Mendu...