Setelah 3 tahun duduk di bangku SMP, perjalanan berikutnya adalah memasuki gerbang putih abu-abu (SMA). Pada tahun 1995 saya mendaftar di SMA Negeri yang ada di kampung. Sekolahnya terbilang baru, jadi masih terdapat beberapa ruang dengan bangunan darurat. Saya menempati ruang darurat tersebut ketika kelas 1. Teman-teman di SMA hampir semuanya berasal dari SMP yang sama, sehingga suasananya serasa masih di SMP hanya beda kostum saja.
Setiap jenjang kelas terdiri 4 (empat) ruang. Alhamdulillah saya bisa melewati jenjang kelas 1 dengan tetap meraih rangking 1 (satu). Tiba di kelas 2 (dua), pengaturan penempatan siswa berdasarkan nilai akademik. Saya dan teman lainnya yang dianggap memiliki nilai raport tinggi disatukan dalam kelas yang sama, nama kelasnya 'kelas unggulan'. Dulu waktu kelas 1 saya cenderung santai dalam belajar karena merasa tidak ada saingan. Berbeda ketika sudah kelas 2 dan berada di kelas unggulan, sungguh terasa tekanan persaingannya. Peringkat saya sempat anjlok ke angka 4 (empat) yang sekali terjadi sepanjang saya menempuh pendidikan SMP - SMA. Deg-degan rasanya waktu terima rapor, karena berpikir orang tua saya pasti marah. Syukur Alhamdulillah respon mama dan ayah jauh dari apa yang saya pikirkan. Mereka tidak marah, hanya memberi nasihat kepada saya agar lebih semangat lagi dalam belajar.
Menjelang kenaikan tingkat yakni ke kelas 3 (tiga), sekolah mengadakan pesantren kilat. Seluruh murid kelas 2 wajib ikut. Kami bermalam di sekolah selama 5 (lima) hari. Program pesantren kilat sebagai wadah untuk menambah pengetahuan agama Islam secara mendalam dibanding materi-materi yang didapatkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penerapannya juga diperkuat melalui praktek secara rutin. Yang paling berkesan bagi saya adalah nikmatnya kumpul dengan teman sekolah dan bermalam bukan di rumah, jadi mendapat suasana baru. Kalau tentang materi pelajaran, kebanyakan pakai metode ceramah oleh pengajarnya sehingga saya sering merasa ngantuk apalagi setiap malam kami harus bangun shalat malam. Cara yang saya lakukan agar rasa kantuknya segera hilang, dengan mencatat apa yang disampaikan pemateri, berusaha aktif bertanya. It's worked!
Akhirnya selesai juga masa pesantren kilat, itu berarti libur panjang (libur kenaikan kelas).
Bahagia banget, orang tua saya memberi ijin berlibur ke Balikpapan. Di sana saya punya banyak kerabat keluarga yang sudah menjadi warga Balikpapan. Saya ditemani bibi, adik perempuan ayah dengan menumpangi kapal penumpang milik keluarga rute Pare-pare - Balikpapan. Paman, adik ayah saya bekerja sebagai nakhoda di kapal tersebut. Jadi kami mendapat keistimewaan bisa berangkat tanpa harus beli tiket. Hal ini sudah menjadi jatah bagi siapa saja keluarga dekat bila ada yang ingin melakukan perjalanan menuju Balikpapan. Inilah pengalaman pertama bagi saya menaiki kapal laut. Ombak saat itu cukup besar, jadi saya shalat dalam posisi duduk. Jika shalat dengan posisi betdiri, kemungkinan bisa kehilang keseimbangan. Di sepanjang perjalanan saya baca buku "Fiqih Wanita" yang sengaja saya bawa dari rumah. Bagian yang paling menjadi perhatian saya yaitu masalah hijab (jilbab), tentang zina, tata cara mandi wajib, perihal najis, hadas. Khusus pada masalah hijab dan zina, keduanya sangat related. Wanita yang sudah baligh wajib menutup aurat dengan kaidah yang benar. Salah dua tujuan menutup aurat adalah untuk memuliakan wanita, menghindarkan dari perbuatan zina. Diceritakan juga ganjaran yang sangat berat di akhirat nanti bagi wanita yang tidak mau menutup auratnya. Pada bagian ini hati saya berdesir dan sangat takut jika melanggar kewajiban tersebut. Selain itu, aturan tentang zina sangat dan tegas disampaikan dalam Al Quran :
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).
Sudah menjadi value di masyarakat bahwa orang yang berpacaran sudah termasuk melakukan perbuatan zina. Termasuk keyakinan orang tua saya tentang hal ini. Makanya saya dan adik perempuan diwanti-wanti tidak boleh sering keluar rumah (keluyuran) kecuali untuk urusan penting saja. Kalau sekedar mau main atau rekreasi harus ada orang dewasa seperti guru yang ikut dalam rombongan. Jika tida ada, saya atau adik tidak boleh ikut. Suka tidak suka kami harus patuh. Dan menurut saya, aturan tersebut sangat beralasan sehingga kami secara sadar menjalankannya.
Akhirnya libur panjang sudah selesai, kami kembali masuk sekolah dengan semangat serta pengalaman liburannya masing-masing. Usai membaca buku Fiqih Wanita tersebut, saya merasa lebih tenang, berjanji terhadap diri sendiri tidak ingin pacaran juga tidak ingin melepas hijab ketika keluar rumah bahkan ketika di dalam rumah jika ada muhrim. Gairah belajar saya juga meningkat. Ketika jam istirahat saya memilih tetap di dalam kelas. Terkadang sambil menyelesaikan soal-soal latihan di buku paket, atau baca-baca materi pelajaran. Tak jarang teman mempertanyakan perubahan perilaku saya yang menjadi lebih pendiam dari sebelumnya serta jarang keluar ruangan. Saya jawab senyum saja, dan melanjutkan aktifitas yang sempat terhenti. Saya masih ikut ngobrol dengan teman perempuan tapi tidak tahan berlama-lama.
Alhamdulillah perubahan sikap dan kebiadaan saya membuahkan hasil. Selama di bangku kelas 3 SMA peringkat 1 selalu ada di tangan saya. Oh iyah, saya di rumah juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar. Tapi untuk mengerjakan tugas domestik saya benar-benar tidak menikmati alias malas. Sepertinya saya tidak suka pekerjaan rutin seperti itu. Akhirnya, saya kadang sengaja serius belajar hingga larut malam biar lolos dari tugas dalam rumah, ah jadi malu. Jangan ditiru ya, it is not good! Awalanya rajin belajar sebagai pelarian, tapi lama-kelamaan jadi suka. Saya jadi betah mengerjakan soal-soal persiapan ujian ketimbang beres-beres rumah. Bukan tidak ingin membantu, tapi memang tidak nyaman mengerjakannya. Nah, disini saya mulai menemukan diri saya yang tidak suka pekerjaan rutin di dalam rumah.
Bersambung......
Komentar
Posting Komentar