Pada 11 Januari 2025, Sabtu kemarin adalah perdana kami lakukan forum keluarga secara sengaja untuk membahas peta keluarga. Sehari sebelumnya saya sudah membagikan draft peta keluarga tersebut di WAG keluarga. Forum ini kami awali dengan jalan pagi terlebih dahulu. Semua anak-anak mengikuti aktifitas jalan pagi sesuai ritmenya yang masih ogah-ogahan melangkahkan kaki. Namu berbeda bagi si bayi, ia sangat lincah berlari ditemani oleh pak suami. Sepeda tiga rodanya akhirnya saya yang dorong tanpa penumpang. Kami dapat 3 putaran lalu memutuskan menyudahi jalan pagi, selanjutnya kami menuju sebuah kafe untuk sarapan yang letaknya dekat dari tempat jalan pagi tadi.
Kafe yang dituju sudah buka. Kami memilih tempat duduk di bagian pojok biar berasa lebih privat. Anak-anak sudah memesan menu kesukaannya begitupun kami. Sambil menanti pesanan datang, saya memanfaatkan momen tersebut menyampaikan peta keluarga yang telah dibagikan sebelumnya. Saya pinjam gadget pak suami untuk menampilkan draft peta karena layar gadgetnya lebih lebar. Anak-anak termasuk pak suami sudah bersiap mendengarkan apa yang ingin saya sampaikan.
Saya memulai obrolan dengan menjelaskan apa itu peta keluarga. Menjelaskannya seperti apa yang saya tuliskan pada part 1. Berikutnya menjelaskan mengapa memberi nama "Pasompe Mallinrung" untuk peta keluarga kami. Saya sampaikan bahwa dua kata ini adalah bahasa Bugis, dimana Pasompe artinya perantau, Mallinrung artinya gigih atau tidak mudah menyerah. Dari dua kata tersebut memiliki makna bahwa kami adalah keluarga perantau yang gigih berjuang dalam menghadapi dinamika kehidupan dimanapun berada. Sebuah nama yang awalnya saya usulkan lalu kami sepakati bersama bahwa itulah nama keluarga kami. Sampai obrolan di bagian ini belum ada pertanyaan atau sanggahan dari siapa pun, maka saya teruskan obrolan berikutnya.
Berdasar petunjuk di buku FSP, urutan aktifitas adalah membahas masalah tujuan bersama mengikut tentang current condition & situation, support system, bekal dan golden rules. Berhubung item-item pembahasan ini sudah saya buat draftnya, sisa menjadikannya bahan obrolan dengan anak-anak dan pak suami. Saya menjelaskan bahwa penentuan tujuan berdasar situasi dan kondisi keluarga saat ini, jadi hal pertama yang kami obrolkan adalah tentang kondisi terkini. Apa sajakah itu? antara lain mengenai potensi dominan atau kekuatan tiap anak, saya maupun suami. Saya sampaikan kekuatan anak-anak berdasarkan pengamatan sehari-hari dan juga hasil assesment dari sekolah. Pada poin ini anak-anak belum sepenuhnya menyadari akan kekuatan dan kelemahannya. Tidak apa, kali ini masih perdana menjalankan forum diskusi tentang peta keluarga kami sehingga porsi obrolan masih lebih banyak dilakukan oleh saya. Yang penting anak-anak memahami dulu Apa, Mengapa peta ini dibuat. Sementara bagi suami, strategic planning sudah menjadi makanannya sehari-hari sehingga beliau yang mendapat porsi memperkuat dan memperjelas obrolan saya. Pada obrolan tentang kondisi aset dan keuangan, semua saya sampaikan sesuai keadaan sebenarnya. Baik dari segi materi maupun jumlahnya. Pada bagian ini, anak-anak tertarik ketika saya menyebutkan Surat Berharga Negara (SBN) berupa Sukuk. Saya dan Pak Suami menjelaskan bahwa negara menerbitkan surat pinjaman modal kepada warga negara yang dinilai per unit itu sekian Rupiah. Modal atau dana ini digunakan oleh negara untuk membiayai pembangunan infrastruktur, usaha-usaha milik negara dan pengembangannya. Negara menjanjikan pembagian hasil bagi dari kegiatan tersebut dalam jumlah tertentu selama periode tertentu. Saya menyampaikan bahwa pembelian SBN adalah salah satu upaya pengelolaan keuangan yang belum digunakan dalam waktu dekat. Aktifitas ini disebut investasi. Yang saya tekankan bahwa tidak semua tabungan yang dimiliki diinvestasikan hanya karena tergiur dengan imbal hasil. Semua tetap harus terukur. Pada kesempatan ini saya memberi contoh bagaimana anak-anak juga perlu melakukan pengelolaan terhadap uang yang dimiliki, seperti merencanakan pengeluaran. Membuat pos-pos budget misalnya untuk menabung berapa, infak, bersosialisasi atau hiburan dan seterusnya.Masuk ke sesi obrolan tentang kondisi keuangan. Pada kesempatan tersebut saya menyampaikan berapa pendapatan setiap bulannya diikuti berapa jumlah beban utang keluarga yang menuntut fokus bersama terutama saya dan pak suami agar utang tersebut segera terselesaikan. Pada momen ini saya benar-benar menekankan bahwa kita semua dapat berkontribusi untuk hal tersebut, dengan cara apa? Hayo...mari sama-sama meniadakan kemubassiran. Contohnya : jika sudah berinvestasi dengan mengeluarkan sejumlah biaya masuk sekolah, bimbingan belajar, pengadaan perangkat seperti komputer maka selayaknya ada output dari invetasi tersebut. Bagaimana caranya? yaah dengan bersungguh-sungguh menjalani kegiatan sekolah, giat belajar agar pengetahuan dan kesadaran ingin memiliki kualitas hidup menjadi lebih baik, perilaku-perilaku baik bertumbuh serta memiliki kemampuan menyelesaikan masalah secara cermat.
Bersambung....