Red Campus #2
Ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN) akan berlangsung beberapa pekan lagi setelah pengumuman kelulusan siswa SMA. Saya bersama 2 teman SMA berangkat ke Makassar menumpangi bus langganan. Kami akan tinggal sementara di kamar kost milik kerabat yang sekaligus adalah senior kami di SMA. Jadilah kami ada berlima orang di kamar kost itu. Sengaja saya dan teman lebih awal ke Makassar agar bisa mengikuti bimbingan belajar (bimbel) sebagai persiapan tes UMPTN. Kami mengambil kelas intensif karena durasi waktu bimbel yang singkat. Tempat bimbel sering berubah lokasi, mengkuti jumlah peserta dan waktu daftar. Bersyukur saya tidak sendiri, jadi untuk kemana-mana tidak merasa takut. Kakak angkatan membekali kami info mengenai jalur serta jenis kendaraan apa yang bisa ditumpangi ketika ingin ke lokasi bimbel, begitu pun ketika mau balik ke kost.
Saat itu tahun 1998, mahasiswa sering melancarkan unjuk rasa di lokasi tertentu. Jalur tersebut sering kami lalui. Terkadang jalur lalu lintas ditutup sehingga sulit mendapat angkutan umum seperti biasanya. Ketika dalam situasi tersebut, saya dan teman memutuskan pulang ke kost dengab berjalan kaki. Jika demonstrasi mahasiswa pada pagi hari maka kami terpaksa jalan kaki menuju lokasi bimbel. Saya menikmati momen ini. Kami ada alasan melalui bangunan-bangunan tinggi di kota yang tidak ada di kampung. Tak ada rasa capek, malah ketagihan. Sekiranya bukan karena alasan keamanan, kami lebih memilih berjalan kaki ke lokasi bimbel. Yang ditakutkan bila terjadi kerusuhan ketika mahasiswa unjuk rasa. Ah sayang, saat itu belum punya smartphone untuk mengabadikan momennya.
Lanjut tentang bimbel. Sebenarnya saya kurang mengikuti materi yang diberikan oleh mentor di bimbel. Hanya beberapa saja "jurus praktis" yang selaras dengan penerimaan otak logik saya. Para mentor mengajarkan rumus praktis untuk soal perhitungan. Menurut saya, rumus-rumus praktis itu seperti jalan pintas yang bertujuan untuk mengerjakan soal hitungan tanpa memakan waktu lama. Tapi bagi saya, seperti menghapalkan rumus baru. Menghapal adalah momok bagi saya. Pada akhirnya saat berada di ruang bimbel yang kadang menyewa hall sebuah hotel untuk menampung lebih banyak peserta bikin saya ngantuk berat. Udara sejuk dari AC (air conditioner) menambah beratnya rasa kantuk ini. Belum lagi kalau dapat posisi di belakang, lengkap sudah. Yang serunya kami bertemu banyak teman baru berasal dari berbagai kabupaten dan kota yang ada di Sulsel. Pada sesi akhir bimbel kami sempatkan ngobrol macam. Benar-benar jadi refreshing time. Tidak sedikit kegiatan try out harus kai ikuti. Saya mnyelesaikan soal hitungan menggunakan cara panjang (runut) seperti yang saya dapatkan waktu SMA.
Saya perhatikan 2 teman saya benar-benar memacu diri belajar. Mereka setiap saat mengerjakan soal-soal latihan. Berbeda dengan saya yang lebih santai karena waktu mau ujian nasional di SMA saya sudah porsir diri dengan belajar lebih intens dari sebelumnya. Sebagai review saja, agar materi pelajaran yang sudah didapatkan tidak hilang, menjelang tidur malam saya mengerjakan beberapa soal prediksi UMPTN. Mata pelajaran yang saya senangi adalah bahasa Inggris. Bukan karena soalnya mudah, tapi senang ketika menemukan kosa kata baru. Dulu waktu jaman SMP cara saya belajar bahasa Inggris yaitu semua cerita atau redaksi pengantar soal yang ada di dalam buku paket, saya terjemahkan. Kata baru saya cari artinya di kamus bahasa Indonesia - Inggris. Lalu arti kata tersebut saya tulis dengan pensil di sekitar kata baru tersebut. Semakin banyak kata baru, artinya buku paket saya semakin banyak coretannya.
Bimbingan belajar telah usai. Kamu mengisi formulir untuk mendaftar ikut UMPTN. Pengurusan formulir secara kolektif dilakukan oleh pihak penyelenggara bimbel. Setelah mendaftar, kami harus mencari info jadwal, lokasi dan ruangan sebagai tempat mengikuti UMPTN. Ada sekian ribu orang menjadi peserta UMPTN yang akan menyasar PTN-PTN yang tersebar di Indonesia. PTN pavorit tentunya mensyaratkan perolehan poin nilai yang tidak sedikit. Sebenarnya ingin memilih PTN di pulau Jawa, namun orang tua tidak tega membiarkan saya jauh merantau. Akhirnya saya memilih PTN Universitas Hasanuddin pilaha pertama Teknik Elektro, pilihan kedua Akuntansi.
Bismillah.....
Semoga saya dan teman seperjuangan lancar mengerjakan soal UMPTN.
Bersambung.....
10012022
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar