Red Campus #5
Di halte sudah banyak mahasiswa baru (maba) yang menunggu angkot (angkutan kota) menuju area rumah masing-masing. Angkot yang masuk area kampus memiliki kode angka tertentu, yang berbeda untuk setiap rute terjauh yang dituju. Contoh angkot dengan kode 05, rutenya ke area jl. Cendrawasih. Angkot kode 02 rutenya adalah area jl. Veteran. Dan masih banyak kode angkot lainnya.
Angkot yang melewati daerah tempat saya tinggal ada beberapa alternatif jadi tidak harus menunggu lama di halte. Supir angkot akan berhenti secara auto di halte jika penumpangnya belum penuh, bahkan ada yang sampai desak-desakan karena sang supir berpikir akan ada yang singgah nantinya. Kalau saya, gak akan menaiki angkot seperti itu kecuali darurat. Kami sudah berada di atas angkot. Saya lebih banyak diam mendengar obrolan maba lainnya yang menjadi penumpang dengan angkot yang sama. Bukan maba dari jurusan teknik, ada juga yang berasal dari jurusan lainnya. Mereka bercerita tentang beratnya latihan fisik yang dialami tadi. Itu baru pra tidak kebayang seperti apa yang akan dilalui di ospek nanti. Dalam hati membenarkan pernyataan mereka. Sepertinya perlakuan yang dialami oleh maba laki-laki lebih berat kalau mendengar cerita mereka. Ah sudahlah, hadapi saja kataku dalam hati
Sebelum pulang tadi, kami sudah mendapat jadwal, seragam ospek. Sementara properti lainnya dan model tampilan sudah disampaikan. Yang paling saya ingat perempuan yang tidak berjilbab, rambutnya harus dipakaikan minyak rambut lavender. Pakai rok jumbai warna-warni yang terbuat dari tali rapiah. Rambut dikuncir berdiri sebanyak 9 ikatan. Muka harus dilukis dengan pewarna hitam dan merah. Baru membaca instruksinya saja, saya sudah pusing, kebayang butuh waktu berapa lama menyiapkan semua printilan itu. Apa iyah selama 4 hari harus selalu berpenampilan seperti itu. Kami juga diwajibkan membawa cadangan minyak rambut, bahan pewarna wajah untuk dipakai jika terhapus oleh air wudhu atau keringat. Bagi yang berjilbab rambutnya tidak harus dipakaikan minyak rambut, mereka diminta menambahkan jumbaian pita warna merah putih di jilbab. Pada saat itu saya tidak pakai jilbab karena ada masalah alergi di bagian telinga saya, jika tertutup tingkat pendengaran saya makin berkurang. Kontrol rutin ke dokter THT saya lakukan pada saat itu. Alhamdulillah masalah pada telinga saya sudah pulih, saya bertekad menggunakan jilbab kembali. Selama tidak berhijab, selalu ada rasa tak tenang dan tidak ingin berlama-lama dalam keadaan seperti itu.
Kembali tentang hari-hari saya akan menjalani ospek. Nama ospek untuk angkatan saya tahun 1998 adalah POZMA. Aduh saya lupa kepanjangan POZMA, perhatian saya tidak lagi pada hal itu. Melainkan bagaimana agar proses ini segera selesai.
Sudah kebayang bahan-bahan yang saya pakai untuk melukis wajah biar dapat warna hitam dan merah, yah terpaksa pakai lipstik dan cairan maskara, ada juga yang pakai bubuk arang. Duh bakal panen komedo dan jerawat jadinya!
Senangnya mama saya datang ke Makassar, demi mendampingi saya yang akan mengikuti ospek. Saya dan teman pindah dari kost sebelumnya ke kost teman yang letaknya dekat dari kampus. Semua peserta ospek sudah harus berada di kampus pada waktu masih gelap, kira-kira jam 5 lewat dikit. Saya kuncir rambut sendiri yang dikerjakan sebelum shalat subuh, kira-kira jam 4. Shalat dengan bentuk rambut terkuncir, tapi belum diberi minyak rambut. Setelah shalat subuh baru saya sapukan minyak rambut lavender banyak-banyak biar berdiri. Dorongan apa coba semua pada manut apa yang diperintahkan senior, haha. Sambil mengurus rambut, mama menyuapi saya sarapan subuh. Mau tahu sarapannya apa? Mi instant dan telur ditambah nasi, haha. Cuma menu ini yang keburu dimasak dan bisa masuk ke tenggorokan. Takut beribet masak seperti biasa dan warung belum ada juga yang buka. Yang terpikirkan jangan sampai terlambat berangkat. Kalau terlambat bisa berabe.
Saya dan teman sudah siap dengan penampilan seperti ondel-ondel. Yaah itulah tampilan khas setiap maba yang unik di setiap tahunnya. Kami menumpangi angkot yang sudah menunggu di ujung lorong jalan keluar begitu melihat kami yang sedikit berlari. Waah di atas angkot sudah banyak maba dengan tampilan unik, sesuai jurusannya masing-masing. Aneka properti juga ikut terbawa. Barang-barang saya sudah ada semua di dalam tas karung khusus untuk peserta ospek.
Angkot tiba-tiba diberhentikan oleh senior padahal posisi masih lumayan jauh dari pintu gerbang masuk kampus. Ternyata kami diperintahkan segera turun dari angkot dan harus langsung merayap, jalan jongkok secara bergantian memasuki gerbang kampus menuju area jurusan. Terkadang kami diminta nyanyikan lagu mars teknik. Semua lagu kebangsaan teknik lengkap dituliskan di dalam buku panduan ospek. Kami diwajibkan menghapal lagu-lagu tersebut. Merayap, kemudian jalan jongkok sambil bernyanyi huwwaaah siksaan apa ini? Tapi kalau dikenang seru juga, haha.
Bersambung.....
16 Januari 2022
Mom 4F
Komentar
Posting Komentar