Selasa, 31 Mei 2022

Disapa virus covid-19#2

Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja batuk yang saya alami 2Pada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja bagi saya terasa berat karena tidak dapat istirahat total karena meskipun sakit tetap harus kelonin bayiPada hari ketiga, anak kami yang ketiga mulai merasa tidak nyaman. Tenggorokannya sakit dan kepala sedikit pusing. Kami mulai curiga jangan-jangan anak-anak mengalami sakit seperti suami. Semua gejala yang dialami sama. Anak kedua sudah tidak demam. Suami melakukan tes dan anak kedua. Qadarullah semua hasil tes reaktif. Saat itu kami sudah beranggapan bahwa yang sedang sakit terinfeksi virus covid. Untuk mencegah penularan kepada yang sehat, yang sakit tidur di lantai bawah. Untuk sementara saya menghentikan kegiatan masak karena dapur ada di lantai bawah. Tidak memungkinkan bayi, anak kami yang keempat ditinggal sendiri di kamar tanpa ada yang jaga.
Anak ketiga akhirnya mengalami demam tinggi seperti yang dialami suami dan kakaknya.
Lalu pada sore hari, anak pertama yang sedang puasa mengeluh kepala agak pusing dan tenggorokan tidak nyaman. Karena waktu berbuka tidak lama lagi, ia tetap melanjutkan puasanya. Pada malam hari, badannya sudah mulai hangat berlanjut demam tinggi seperti lainnya. Tidak lama berselang si bungsu bayi, badannya juga mulai hangat.
Akhirnya sisa saya yang bertahan dan berharap kondisi tetap fit.
Suami dan anak kedua berangsur pulih. Merek sudah tidak demam lagi, hanya ada batuk sesekali dan tenggorokan masih sakit. Kami bagi tugas, suami yang merawat anak pertama dan ketiga, saya fokus merawat bayi yang sedikit rewel karena merasa kurang nyaman. Alhamdulillah Aanak kedua sudah segar dan sempat mengikuti ujian hari terakhir.
Kami konsumsi obat sesuai kebutuhan saja seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin, madu. Semua obat-obatan, supplemen kami pesan secara online di halodoc atau di K24. Untuk makanan kami pesan secara online juga.
Dengan terpaksa tidak ada yang berpuasa dulu.
Semua mengalami demam sekitar dua hari, termasuk bayi. Setelah demam reda, anak yang besar merasa tenggorokan sakit dan sedikit batuk.
Setelah sepuluh hari alhamdulillah suami dan anak-anak sudah pulih. Mereka sudah bisa mulai puasa. Barulah saya yang dapat giliran si virus.
Perasaan tidak nyaman, tenggorokan agak sakit. Pada malam hari badan saya mulai hangat tapi suhunya tidak begitu tinggi, suhu berkisar 37an derajat celcius.
Hal yang membuat paling tidak nyaman adalah badan dan sendi terasa pegal. Rasa pegal ini yang membuat saya sulit tidur. Perasaan menjadi lebih nyaman setelah minum obat paracetamol. Selain minum obat demam, saya juga konsumsi multivitamin. Ternyata vitamin ini memancing gas lambung saya akibatnya selera makan jadi kurang. Pada hari ketiga indra penciuman saya hilang. Demam dan badan pegal sudah tidak lagi, tapi maag dan batuk kering yang mulai muncul. Tenggorokan rasanya gatal sekali terutama pada malam hari. Hal ini yang memamcing saya sering batuk, akibatnya otot perut di bawah dada jadi keram. Kadang ketika batuk, kandung kemih ketekan sehingga air seni pun keluar tanpa bisa tertahan lagi.
Gejala yang kami alami sebenarnya terbilang ringan. Hanya saja bagi saya terasa berat karena tidak dapat istirahat total karena meskipun sakit tetap harus kelonin bayi lebih lama karena tidak dapat istirahat total sebab harus merawat bayi yang masih dalam masa pemulihan. Apalagi saya memiliki riwayat penyakit maag, yang memperparah kondisi tenggorokan saya (memancing ingin batuk). Dalam keadaan demikian saya tetap berusaha makan meskipun tidak ada selera makan sedikit pun. Konsumsi menu bubur ayam hangat atau bubur lainnya membantu menghadirkan selera makan, meskipun makannya belum seperti biasa.
Dari pengalaman terkena covid yang kemungkinan adalah varian omicron, ada beberapa hal yang dapat saya sarankan ketika menjalani isolasi mandiri di rumah :
- Tetap jalankan prokes
- Jangan panik
- Sediakan obat-obatan dan vitamin sesuai kebutuhan seperti : obat demam, obat batuk, multivitamin
- Sediakan suplemen tambahan jika diperlukan seperti : susu, madu
- Tetap makan makanan bergizi dan minum air putih secukupnya
- Sediakan alat oxymeter untuk jaga-jaga
- Jika memiliki dana, beli alat tes rta (rapid tes antigen) untuk lakukan tes mandiri
- Lakukan olah raga ringan dan berjemur pada matahari pagi.

Nah itulah beberapa hal yang kami lakukan selama menjalani isolasi mandiri di rumah. Semoga tetap diberi kesehatan bagi pembaca, dan diberi kesembuhan bagi yang sedang sakit.
Stay Helathy.....
Tangsel, 31 Mei 2022
Mom 4F

Senin, 30 Mei 2022

Disapa virus covid-19#1

Tahun 2022 adalah tahun ketiga terjadi pandemi covid-19. Menurut berita resmi sudah terjadi penurunan kasus, baik positif dan yang meninggal. Namun demikian pemerintah tetap menganjurkan menjaga prokes karena varian baru omicron masih beredar di Indonesia. Meskipun varian ini tercatat menimbulkan gejala ringan, tapi penyebaran virusnya sangat cepat.
Qadarullah pada hari keduabelas Ramadhan 1443H, tanggal 14 April 2022 suami tiba di rumah setelah melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru.
Sesampai di rumah beliau mengabarkan dirinya sedang demam, meriang sejak malam tadi. Kami semua langsung menggunakan masker. Untuk sementara suami beristirahat di ruang tamu lantai bawah menggunakan spare kasur yang ada. Pikiran kami langsung tertuju pada virus covid. Tidak lama dari suami tiba, anak kami yang kedua juga mengalami demam dan tenggorokan sakit. Saya manaruh curiga gejala yang dialami anak kedua adalah radang tenggorokan biasa. Alasan utamanya karena anak-anak ketika buka puasa langsung minum manis dan dingin. Jadi untuk sementara anak kedua saya minta istirahat di lantai dua di kamar tempat adiknya anak ketiga.
Kami berusaha tidak panik, melakukan isolasi mandiri meskipun belum terbukti bahwa gejala yang sedang dialami suami dan anak adalah covid.
Untuk menghemat tenaga dengan tidak perlu kontrol dan tes ke rumah sakit, saya minta suami order alat rapid test antigen (rta) secara online, termasuk obat dan vitamin untuk dirinya dan anak-anak.
Esok hari alat tes rta baru tiba. Semua melakukan tes kecuali saya dan bayi (si sulung). Diperoleh hasil tes : suami hasil tes reaktif, yang lainnya non reaktif. Semakin kuat dugaan kami bahwa suami terpapar virus covid, sedangkan anak kedua hanya sakit biasa saja. Kami lakukan konsultasi dengan ponakan yang berprofesi dokter terkait obat dan vitamin yang perlu kami konsumsi. Beliau menyarankan cukup minum obat demam, multivitamin, perbanyak minum dan makan makanan bergizi. Tidak perlu minum anti virus.
Saya juga menginformasikan berupa kirim foto tenggorokan anak kedua yang terlihat bengkak. Keluhan ini sebenarnya sudah berulang, terutama saat anak berusia kurnag dari 10 tahun. Ponakan memberi resep antibiotik untuk radang di tenggorokan anak kedua. Saya juga memberikan makan yang dimasak sendiri.
Suami mulai mengeluhkan rasa sakit pada tenggorokan, sehingga ia meminta dibuatkan bubur. Karena keluhan suami dan anak kedua hampir sama, maka menu bagi mereka saya samakan saja. Keduanya mengalami demam tinggi selama dua hari. Suami terpaksa melayani dirinya sendiri seperti mengompres badan saat suhu badannya naik. Sementara anak kedua dibantu memberi kompres air hangat oleh kakak pertama. Saya meminimalkan berinteraksi langsung dengan yang sakit karena harus menjaga kedua adik lainnya, terutama yang bayi.
Bersambung...
Tangsel, 30 Mei 2022
Mom 4F

Minggu, 29 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #9

Sungguh sebuah keputusan yang tidak saya sesali ketika saya membeli mesin jahit secara diam-diam. Alhamdulillah dana dari arisan yang saya ikuti di kantor suami cukup untuk membayar harga sebuah mesin portable dengan spesifikasi standar. Sengaja saya tidak meminta dana dari suami karena ragu apakah nanti mesin jahit itu benar-benar saya gunakan. Pengalaman sebelumnya, saya pernah minta dibelikan juicer, tapi saya rajin menggunakan alat itu hanya sebentar saja lalu barangnya tersimpan begitu saja hingga saat ini. Pak suami sempat bilang "ah bunda, panas-panas tai ayam kalau punya barang.  Daripada dikatai begitu lagi, lebih baik saya diam-diam membeli mesin jahitnya.
Setelah mesin sudah ada di rumah, ternyata beliau tidak protes sedikit pun. Bahkan ide agar membuat sarung kursi berasal dari dirinya. Mendapat ide seperti itu, saya merasa tertantang dan segera ingin membuatnya. Dibantu oleh seorang ibu dan juga sebagai penjahit kami mencari bahan ke pasar lalu membuat pola sarung kursi. Beliau cukup memberi gambaran lalu saya mengukur bagian-bagian kursinya dan membuat gambar pola.
Butuh dua hari untuk menyelesaikan 6 buah sarung kursi. Sesuai jumlah kursi makan yang ada di rumah. Bagi orang yang menggunakan mesin jahit high speed tentunya membuat produk seperti ini tidaklah lama.
Senang sekali dapat membuat sarung kursi dari bahan kaos (jersey). Sarung ini tetap kami gunakan sampai saat ini.
Niat mengajar jahit semakin kuat rasanya. Saya mulai bergabung di Rumah Belajar (Rumbel) Menjahit Ibu Profesional Pekanbaru pada tahun 2017. Modul belajar jahit sangat membantu untuk menjalankan kelas terutama saat materi ukur badan dan menggambar pola.
Target belajar saat itu adalah membuat gamis. Ada sekitar 4 atau 5 orang yang berhasil menyelesaikan projek membuat gamis. Sementara yang lainnya hanya mampu menyelesaikan projek pada tahap membuat pola. Berbagai kendala yang menjadi alasan sehingga terjadi seperti demikian.
Kelas-kelas berikutnya kami adakan dengan membuat produk zero waste seperti serbet dan holder, kantong belanja, pembalut kain, sarung bantal dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengolah limbah kain menjadi barang yang bisa terpakai lagi. Kami juga melakukan make over baju lama jadi baju dengan model baru.
Saya berusaha menanamkan pemahaman kepada teman-teman di rumbel bahwa memiliki keterampilan seperti menjahit dapat bermanfaat dalam menambah pemasukan keuangan keluarga dengan cara menerima jasa menjahit atau membuat produk yang dapat dijual. Jika belum memungkinkan melakukan hal ini, maka keterampilan jahit dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang sendiri seperti seragam sekolah, gorden, tas, dan lain-lain. Manfaatnya mampu melakukan penghematan untuk biaya sandang.
Pada tahun 2019, dunia dilanda pandemi covid-19. Aktifitas berkumpul dilarang sehingga kegiatan belajar jahit terhenti. Biasanya teman-teman rumbel belajar jahit di rumah. Namun saat itu tidak memungkinkan. Kelas mengalami vakum selama satu bulan, akhirnya terpikir oleh saya bahwa kelas jahit bisa dijalankan secara online.
Saya menyiapkan materi belajar online dengan target produk membuat baju tidur anak perempuan. Materi berupa video tutorial yang terdiri dari beberapa tahap. Setiap video berdurasi 13 sampai 18 menit. Saya coba pasang iklan untuk kelas jahit secara online (berbayar). Alhamdulillah ada 3 orang peserta. Kelas kami adakan sebanyak 4 pertemuan disertai pendampingan melalui aplikasi whatsup. Semua peserta mampu membuat target produk meskipun kelas dilaksanakan secara online. Hal ini menjadi motivasi bagi saya bahwa mengajar jahit bisa kok dijalankan secara online. Media belajar online sudah sangat banyak yang free seperti aplikasi Zoom, Gmeet dan lainnya.
Tantangan pasti ada seperti masalah jaringan yang kurang lancar sehingga kualitas video jadi berkurang. Kendala seperti ini dapat diatasi dengan menyiapkan back up materi. Beberpa hal yang saya pelajari untuk mengadakan kelas online seperti aplikasi edit video, aplikasi zoom, dan lainnya.
Setelah menjalankan kelas online dan ternyata berhasil, saya terdorong untuk membuat kelas jahit secara online menjadi lebih profesional lagi dengan sistem peserta bisa memilih kelas yang diinginkan sesuai target produk yang akan dipelajari. Insyaa Allah my next project.

Tangsel, 29 Mei 2022
Mom 4F 

Jumat, 27 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #8

Alasan tidak ingin keterampilan jahit yang sudah baru didapatkan menjadi hilang, maka saya harus menambah jam terbang mendalami masalah dunia jahit. Lalu saya memutuskan ingin mengajar jahit krpada orang lain secara cuma-cuma.
Orang pertama yang saya ajak belajar bersama adalah salah seorang wali murida di sekolah anak kami ketika masih tinggal di Medan. Beliau sangat antusias ingin belajar jahit. Ternyata dulu, ia adalah buruh jahit tapi tidak bisa mengukur badan pelanggan dan membuat pola. Tanggung jawabnya di tempat kerja hanya menjahit bahan yang sudah tergunting.
Alhamdulillah kami berdua mulai belajar jahit dengan materi pertama adalah bagaimana cara mengukur badan. Esok hari, saya mencoba mengajak wali murid lainnya yang sedang duduk berkumpul di serambi mesjid menanti anak-anaknya pulang sekolah. Saya lakukan ini karena berpikir jika kami lebih ramai, ibu-ibu akan lebih semangat. Alhamdulillah satu-persatu ibu tersebut mulai bergabung. Kelas jahit saya adakan di rumah yang kebetulan letaknya tidak jauh dari sekolah.
Setiap hari ada saja ibu yang bergabung ingin belajar jahit. Akhirnya kelas terdiri dari 10 orang (kalau tidak salah) yang bergabung dan ingin belajar jahit.
Kami buka kelas sekali sepekan agar ibu-ibu masih bisa mengerjakan agenda lainnya. Beberapa diantaranya ada yang berjualan makanan dan minuman di sekolah sambil jemput anaknya pulang.
Sekali pertemuan kelas kami adakan selama 1 jam hingga 3 jam.
Saya mencoba menyederhanakan materi belajar agar pada setiap pertemuan pesera sudah menuntaskan satu materi. Seperti pertemuan pertama tentang mengukur badan, materi ini sedapatnya selesai pada pertemuan tersebut.
Pertemuan selanjutnya tentang membuat pola. Pada materi ini karena perlu pemahaman secara logis bagaimana hasil pengukuran badan diterjemahkan menjadi ukuran dan model pola dasar baju perempuan. Pada pertemuan kedua ini perlu penjelasan berulang sampai peserta benar-benar paham. Pada pertemuan ketiga adalah membuat pola lengan. Tingkat kesulitannya hampir sama membuat pola badan sehingga perlu penjelasan berulang juga. Akhirnya peserta sudah mulai paham membuat pola, tapi masih dengan pendampingan.
Saya sangat senang ketika menjalankan kelas jahit ini. Eh belum lagi masuk ke pertemuan berikutnya, suami mendapat SK (Surat Keputusan) pindah ke Pekanbaru. Terpaksa saya menyampaikan kepada ibu-ibu agar berlatih menggunting bahan (kain) sesuai pola yang sudah dibuat. Saya terpaksa tidak dapat lagi mengadakan kelas jahit karena harus kemas barang-barang untuk pindah. Sebenarnya saya tidak tega belum menuntaskan kelas jahit yang sudah terlanjur saya buka. Namun apa daya, tidak ada pilihan karena keputusan pihak dinas di tempat suami bekerja sudah memberikan waktu efektif di kantor baru.
Peserta belajar pun datang ke rumah untuk berpamitan dan menyampaikan rasa terima kasih mereka. Saya hanya menyarankan agar pelajaran dan praktek menjahit diteruskan di rumah masing-masing. Bisa belajar melalui youtube atau buku-buku tueorial menjahit bagi pemula.
Kami sekeluarga pun pindah ke Pekanbaru. Tidak begitu lama berada di sana, saya mulai membuat modul kelas menjahit. Saya berniat membuka kelas privat dan berbayar.
Alhamdulillah, ada yang mau belajar jahit meskipun tidak banyak. Kembali lagi, ternyata saya bukan tipe yang mengejar profit, lebih kepada rasa senang menjalani prosesnya. Beberapa peserta saya tidak kenakan biaya, sementara lainnya saya hanya minta dibayar dengan kain saja.
Semua peserta menjahit yang belajar di kelas yang selanjutnya saya beri nama usahanya "3F Sewing Class" mampu menyelesaikan materi dan praktek hingga menghasilkan gamis sesuai yang diinginkan. Pesan saya agar pembelajarannya tetap diulang di rumah agar tidak lupa.
Hal yang paling membahagiakan adalah peserta belajar yang di Medan ada 3 ibu yang berani membuka usaha jasa jahit hingga saat ini. Seorang dari ketiga ibu tersebut fokus pada membuat hijab, mukenah. Terakhir saya melihat laman medsos beliau baru mulai berani jahit baju jenis kaftan. Sementara dua ibu lainnya sudah sering menerima orderan jahit baju. Bahkan pelanggannya ada yang dari Malaysia, Alhamdillah.

Proses mengajar jahit memberi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya tidak mempermasalahkan apakah ada bayaran atau tidak. Melihat peserta belajar mampu menghasilkan karya, hal itu sudah cukup membuat saya sangat senang. Dari hal inilah saya membangun personal branding diri bahwa saya mampu mengajar jahit bagi yang sangat pemula sekali pun. Teknik mengajar yang saya gunakan adalah berdasarkan pengalaman diri ketika belajar menjahit, bagaimana membuat teori yang ada menjadi sederhana sehingga tidak menyulitkan peserta untuk belajar teori maupun praktek. Sementara untuk masalah kerapihan jahitan, ini tergantung pada jam terbang setiap orang.
Bersambung....
Tangsel, 27 Mei 2022
Mom 4F

Rabu, 25 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #7

Membuat aksesoris masih terus saya lakukan. Saya coba membuat aksesoris jenis baru seperti gelang set dengan cincin tapi pakai rantai sebagai penyambung. Aksesoris semua jenis ini habis diborong oleh teman yang berada di kota lain.
Tangan saya terasa sudah mulai pegal karena banyak menjahit dengan jarum tangan. Lalu terpikir oleh saya ingin beli mesin jahit.
Alhamdulillah terima dana arisan, saya langsung gunakan uangnya untuk beli mesin jahit jenis portable.
Karyawan distributor memberi pelatihan tentang cara menggunakan mesinnya selama 1 pekan.
Tidak sulit mengoperasikan mesin jahit jenis portable, caranya sama saja dengan mesin jahit manual.
Waktu SMP saya sudah bisa menggunakan mesin jahit manual tapi hanya tahu mengecilkan rok, menjahit yang sobek, pasang lambang di baju seragam sekolah, itu saja.
Setelah punya mesin jahit, timbul keinginan bisa menjahit baju seperti gamis. Saya coba belajar secara otodidak lewat buku tutorial menjahit. Kemudian mengikuti pelatihan menjahit di kantor suami sambil belajar lewat youtube. Akhirnya saya bisa menjahit gamis. Saya masih belum percaya diri menerima jasa jahit pakaian, ditambah saya adalah tipe orang yang kurang nyaman berada dalan kontrol orang lain seperti harus dikejar waktu dari pelanggan dan masalah penentuan model pakaian yang tidak bisa bebas berekspresi. Nah hal ini yang menjadi alasan sehingga saya sering menolak permintaan orang lain menjahitkan bajunya.
Pernah saya coba membuat seprei dan menerima orderan dari teman. Alhamdulillah beberapa set seprei berhasil saya buat sesuai orderan teman dan mereka suka.
Ah sayang sekali saya tidak membuat pembukuan selama berjualan bros dan seprei. Saya tidak terlalu fokus pada masalah jumlah uangnya, tetapi saya sangat senang karena mampu membuktikan kepada diri sendiri bahwa ternyata saya bisa melakukan dan menghasilkan sesuatu selama saya mau bergerak.
Membuat bros saya hentikan ketika melihat pasar bros dari kain sudah mulai redup. Aksesoris jenis ini beralih ke jenis lain. Aktifitas menjahit tetap saya lanjutkan. Saya ingin menambah jam terbang agar hasil jahitan semakin rapih.
Beberapa kebutuhan sandang sudah bisa saya jahit sendiri seperti sarung kursi, taplak meja, gorden simpel, mukenah, pakaian untuk hari raya, dan lainnya.
Akhirnya saya mampu berhemat untuk biaya kebutuhan sandang seperti yang tersebut di atas.
Saya mulai berpikir bahwa saya hanya perlu menjahit produk ketika sedang kami perlukan. Jika menjahit pakaian setiap saat, maka lama kelamaan lemari tidak akan cukup menampungnya lagi. Hal ini pun menjadi pemborosan karena harus beli bahan dan perlengkapan menjadi sering.
Nah bagaimana agar saya tidak lupa keterampilan jahit jika tidak menambah jam terbang?
Tiiing.....muncul ide "saya perlu mengajar orang lain, bagaimana cara menjahit baju sendiri dengan mudah!".
Bersambung.....
Tangsel, 25 Mei 2022
Mom 4F

Selasa, 24 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #6

Sumber keuangan kami hanya berasal dari satu tempat yaitu gaji bulanan pak suami. Kadang saya tergoda ingin punya penghasilan sendiri, meskipun sebenarnya kami merasa kebutuhan sudah tercukupi dari penghasilan suami.
Terdorong oleh bunyi sepenggal ayat dalam Al Quran yang artinya "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya".

Hidup layak memang membutuhkan biaya. Hanya saja tidak semua orang memiliki kesempatan, akses, kompetensi dan lain sebagainya agar memiliki pekerjaan yang baik untuk mendapatkan penghasilan yang layak sehingga memiliki kehidupan atau kesejahteraan yang layak juga.
Allah Maha Mengatur yang telah merancang ragamnya nasib dan pencapaian  bangsa dan manusia. Keberagaman ini pastilah punya tujuan mulia, yakni agar manusia di bumi dapat saling tolong-menolong dalam kebaikan. Menghindarkan diri dari sikap serakah, menguatkan rasa syukur, membangkitkan sikap empati dan saling berkasih sayang baik kepada manusia, alam maupun mahluk lainnya.
Hati saya semakin tergerak ingin memiliki penghasilan sendiri tanpa harus meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Ingin merasakan bagaimana mendapatkan uang (pendapatan) yang bukan dengan cara bekerja sebagai karyawan (mendapat gaji dari perusahaan atau instansi).
Ada sebuah momen.....
Pada suatu hari, saya diajak teman ikut ke sebuah acara yang diadakan oleh sebuah komunitas. Nama komunitasnya Hijabermom Community (HmC). Komunitas ini tersebar di berbagai kota di Indonesia. Menjadi kesempatan juga bagi saya untuk mendaftarkan diri sebagai anggota komunitas. Acara yang diselenggarakan pada saat itu adalah talk show dan juga muslimah fashion show.
Acara seperti ini menjadi kesempatan bagi UMKM melakukan bazar. Berbagai produk bazar yang ditawarkan kepada pengunjung seperti : pakaian, aksesoris, makanan, kosmetik, buku, dan lain-lain.
Saya sempat membeli sebuah aksesoris, tuspin (tusuk pin) seharga Rp 7.000,-/pc. Dalam hati "wah mahal juga barang ini, tapi tetap laku terjual. Modalnya tidak seberapa dan cara membuatnya pasti tidak sulit!".
Tiba-tiba saya ingin membuat aksesoris kalau sudah tiba di rumah nanti. Bermodalkan kain perca yang ada, pin tusuk, beads (manik), alat jahit dengan tangan (waktu itu belum punya mesin jahit) serta lem silikon dan alat tembaknya. Tanpa menunda saya membuat sebuah tuspin dengan bahan tersebut. Karena menurut saya warna percanya belum bagus, jadi tuspin itu sebagai percobaan saja.
Keinginan membuat aksesoris semakin menggebu. Foto aksesoris yang dijual orang-orang di media sosial saya jadikan referensi. Selain itu, saya melihat tutorial bagaimana membuat jenis-jenis bros dari perca lewat youtube.
Saya mualai membeli beberapa bahan dan alat sesuai model aksesoris yang ingin saya buat. Sebagian dana operasional harian saya gunakan untuk biaya pengadaan ini. Setelah bahan sudah ada saya membuat bros kain pada saat anak yang paling kecil tidur siang. Dua kakak lainnya sudah tidak mau tidur siang, mereka lebih memilih bermain bersama di dalam atau di halaman rumah. Sekali-kali saya pantau mereka saja untuk memastikan keamanan dan keselamatannya.
Bayi kadang bisa tidur pulas 1 sampai 2 jam. Durasi ini sangat cukup bagi saya untuk membuat bros, yang kadang bisa menghasilkan 10 - 12 buah bros kain. Bros-bros yang sudah jadi saya foto kemudian pajang sebagai display picture bbm (blackberry massenger) sebagai iklan. Alhamdulillah bros langsung terjual habis. Keesokan harinya saya membuat lagi bros dengan model yang berbeda-beda. Begitu kegiatan saya seterusnya yang awalnya hanya iseng saja. Beberapa bulan saya menjalani aktifitas tersebut, membuat saya menjadi lebih mengenal diri. Ternyata saya bukanlah tipe orang yang berambisu mengejar untung (uang), tetapi lebih kepada menikmati pada proses membuatnya. Saya sangat senang membuat produk yang berbeda-beda tapi yabg sesuai keinginan saya. Bros tidak semuanya saya jual, ada yang saya berikan secara cuma-cuma kepada teman.
Bersambung....
Tangsel, 24 Mei 2022
Mom 4F

Senin, 23 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #5

Sudah merasakan manfaat melatih diri menabung dan berinvestasi secara terencana. Maksudnya dana untuk tujuan tersebut bukan dari sisa uang yang kita terima setiap bulan atau setiap periode tertentu. Kebiasaan ini membuat saya lebih terkendali dalam membelanjakan uang. Apalagi, sebenarnya saya sangat suka belanja, terutama pakaian-pakaian murah, aksesoris murah. Yah memang harganya murah tapi sering. Padahal barang-barang tersebut tidak juga sering terpakai. Hanya karena tergoda saat melihat iklan di media sosial dan atau di market place. Kebiasaan saya dulu yang suka beli barang murah, justru mendatangkan pemborosan untuk barang tertentu. Seperti sendal, sepatu, pakaian, dan lain-lain lebih cepat rusak. Akhirnya harus beli lagi.
Tentang kebiasaan belanja pakaian murah, hal ini yang menjadi dorongan sehingga saya ingin sekali bisa menjahit baju sendiri. Saat semangat-semangat belajar jahit sedang ada, saya langsung beli mesin jahit. Pada awalnya saya belajar jahit sendiri, lihat tutorial di buku. Dulu tutorial jahit di youtube belum banyak seperti sekarang. Karena merasa bingung sendiri, saya beserta ibu-ibu lainnya di perkumpulan wanita membuat kelas belajar jahit kilat. Kami dapat mentor seorang tailor. Kurang lebih 2 bulan kami belajar jahit, yaitu membuat gamis dan kemeja pria. Àlhamdulillah semua peserta sudah bisa menjahit meskipun beragam tingkat kemampuannya. Bagi yang masih sering mengulang praktek jahit di rumahnya akan kelihatan kemampuan jahitnya yang semakin berkembang.
Selesai belajar jahit di kelas tersebut, saya coba lanjutkan pembelajarannya. Saya belajar pada seorang ibu yang juga berprofesi tailor. Dari beliaulah saya dapat ilmu membuat pola baju wanita yang lebih detail lagi. Di rumah saya lancarkan cara mengukur badan, buat pola, gunting kain dan menjahit. Akhirnya ada banyak gamis orang dewasa dan anak yang sudah saya hasilkan. Dari yang jahitannya belum rapih sampai yang sudah halus.
Sejak bisa membuat baju sendiri saya tidak tertarik lagi beli pakaian seperti sebelumnya, kecuali pakaian yang berbahan kaos. Alasannya mesin saya kurang adaptif untuk menjahit bahan dari kaos.
Membuat pakaian sendiri berdampak pada besarnya pengeluaran menjadi berkurang. Jadinya saya memiliki kesempatan untuk menambah alokasi pada pos investasi. Penghematan juga terjadi ketika kita lebih sering memasak sendiri makanan di rumah ketimbang jajan. Apalagi kami ada banyak anak.
Oh iyah, untuk mengetahui tren pengeluaran dalam satu tahun, saya menggunakan aplikasi pencatatan keuangan. Sayangnya saya hanya bertahan beberapa bulan menggunakannya. Masih kurang disiplin melakukan pengimputan data transaksi. Saat ini saya ingin menggunakan aplikasi tersebut kembali. Tujuannya agar menjadi data pertimbangan pada pos mana yang sifatnya non produktif masih dapat ditekan dan pos mana yang sifatnya produktif masih dapat ditingkatkan.
Bersambung....
Tangsel, 23 Mei 2022
Mom 4F

Minggu, 22 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #4

Pada awalnya saya tertarik investasi emas berupa Logam Mulia Antam pada tahun 2012 karena melihat kegiatan arisan emas oleh teman-teman di kantor tempat saya dulu bekerja. Secara awam dalam hal ilmu keuangan yang saya ketahui saat itu, bahwa harga emas selalu naik, jadi jika dijadikan barang investasi kita tidak akan rugi asalkan menjual emasnya kembali pada waktu yang tepat.
Nah, berangkat dari pemahaman tersebut saya mulai berani beli emas ketika sudah memiliki anggaran yang cukup. Pada tahun 2012 harga emas masih lebih rendah dibanding sekarang. Saya menyisihkan dana sejumlah Rp 200 ribu - Rp 300an ribu setiap bulan. Tergantung jumlah anggota arisan saat itu. Pada periode pertama arisan ada 14 orang peserta arisan. Pada periode berikutnya kami batasi menjadi 12 peserta saja agar arisannya tidak terlalu lama. Tepat selesai putaran atau periode ke 4, saya membubarkan kelompok arisan karena alasan syar'i. Tidak ada kendala berarti selama menjalankan arisan emas ini. Bahkan banyak yang menyayangkan mengapa harus bubar.
Yah, kita harus mengutamakan kehati-hatian ketikan menjalankan muamalah seperti ini. Saya juga tidak terlalu paham fiqh mengenai arisan emas dan sejenisnya.

Saya melanjutkan kebiasaan menyisihkan dana setiap bulan untuk beli emas. Targetnya setelah 12 bulan saya wajib beli emas LM Antam. Untuk anggaran setiap bulan, jumlah dana yang saya sisihkan berdasarkan hasil perkirakan harga emas pada tahun berjalan beserta perkiraan kenaikannya kemudian dibagi 12. Aktifitas ini masih terus saya lakukan sampai sekarang. Kecuali saat pandemi covid-19, menabung dananya tetap, tapi belum berani ke toko emas untuk membeli emasnya.
Setelah keadaan sudah lebih baik, barulah membeli emas saya lakukan di toko terdekat.
Selain investasi emas, saya juga membuat tabungan setiap anak meskipun setoran tiap bulannya terbilang kecil. Saya lakukan ini untuk mendisiplinkan diri dalam menggunakan uang, tidak boros, tidak tergoda denga life style kekinian. Sebenarnya tiap anak sudah punya asuransi pendidikan, tapi rasanya beda jika kita simpan dananya pada akun bank sendiri karena nilai saldonya dapat kita pantau kapan saja. Saya memilih bank syariah untuk melakukan transaksi seperti menabung karena akadnya jelas serta berada dalam pengawasan Dewan Syariah.
Ketika sudah terhimpun sejumlah dana di rekening syariah, sebagian saya jadikan deposito berjangka. Saya juga sisihkan sebagian dananya untuk membeli Sukuk. Tertarik dengan surat berharga ol
negara (seperti sukuk) alasannya karena turut membantu pembangunan infrastruktur negara, tentunya hal ini bermanfaat dan ril. Selain itu masalah jaminan yang sepenuhnya ditanggung oleh negara.
Saya beli SBN (Surat Berharga Negara) baru dua kali. Yang kedua saat ini sedang berlangsung. Pemerintah melakukan pinjaman modal kepada masyarakat selama 3 tahun. Kemudian bagi hasil langsung disetor ke rekening nasabah setiap bulan. Pada tahun ke 3, barulah dana awal dikembalikan utuh ke rekening nasabah (penyetor dana).
Oh iyah, sekarang ini sudah banyak aplikasi e-pay yang memfasilitasi nasabah untuk melakukan investasi dengan modal yang sangat terjangkau. Beberapa bulan lalu saya coba gunakan dan membeli produk investasi syariah pada platform pasar modal tersebut. Aktifitas ini belum rutin saya lakukan karena saya berpikir hal ini bukanlah tabungan yang utama.
Bersambung....
Tangsel, 22 Mei 2022
Mom 4F

Sabtu, 21 Mei 2022

Manajemen Keuangan ala Keluarga Saya #3

Kami mulai menata keuangan keluarga, terutama dalam hal mindset. Saya butuh asupan ilmu dalam hal manajemen keuangan. Alhamdulillah, mendapat nikmat berupa karir suami yang berjalan baik. Beliau dan beberapa karyawan lainnya mendapat promosi menjadi pimpinan di kantor unit. Seperti pada instansi lainnya, biasanya tiap kantor mewadahi komunitas atau perkumpulan wanita yang terdiri dari istri pegawai dan karyawati. Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial dan mengikuti aturan sesuai kebijakan dari pihak manajemen (dinas) dan organisasi induk. Karena suami adalah pimpinan pada kantor yang bersangkutan, maka saya sebagai istri diamanahkan sebagai ketua perkumpulan wanita tersebut. Kesempatan baik, maka saya beserta pengurus menyusun program kegiatan edukasi. Salah satu edukasi mengenai manajamen keuangan keluarga sesuai syariat Islam.
Tidak sulit menemukan pemateri dalam bidang ini. Seorang dosen UNP yang kebetulan adalah anggota perkumpulan namun berdomisili di unit lain. Beliau bersedia memenuhi undangan kami untuk memberikan edukasi terkait masalah pengelolaan keuangan keluarga muslim.
Dari pemaparan beliau, hal penting yang menjadi bekal saya hingga saat ini dalam mengelola uang antara lain:
- Cara menjaga kestabilan keuangan keluarga adalah dengan menambah sumber pemasukan. Jika hal ini belum memungkinkan maka yang paling dapat dilakukan adalah melakukan pengaturan keuangan seperti :
1. Tidak boleh lebih besar pengeluaran daripada pemasukan
2. Menabung minimal 10% dari pemasukan yang dilakukan sejak awal setiap bulan berjalan. Bukan memabung dari uang sisa
3. Merencanakan belanja agar pengeluaran terkendali
4. Kesempatan menabung adalah saat usia anak masih kecil dan kebutuhan biaya pendidikan belum tinggi serta pengeluaran lainnya
5. Menyiapkan dana darurat
6. Sedekah.

Sejak mendapat materi keuangan, menjadi momentum bagi saya untuk mulai berbenah dalam membelanjakan uang. Hal pertama yang kami lakukan adalah membuat tabungan pendidikan setiap anak. Alhamdulillah tabungan ini belum kami cairkan hingga saat ini.
Selanjutnya saya dan suami berbagi tugas. Untuk biaya yang sifatnya rutin, menjadi tanggung jawab saya. Jadi untuk mengetahui jumlah nominal kebutuhan biaya rutin, saya membuat catatan perkiraan pos pengeluaran dan biaya masing-masing setiap bulan. Total jumlah biaya pengeluaran tersebut ditambah kemungkinan ada perubahan harga menjadi patokan jumlah dana yang saya ajukan ke suami. Jadi suami tinggal transfer dana tersebut setiap bulan.
Pada tahun 2012 saya mulai melakukan investasi emas LM bersama teman kuliah lainnya. Kami lakukan arisan emas. Namun pada tahun 2016 saya hentikan karena ternyata emas harus dibeli dari dana tunai, bukan dari hasil hutang. Sementara arisan adalah dana hutang dengan konsep himpun dana dari anggota setiap periode waktu yang disepakati. Hasil kumpulan dana setiap periode diterima seluruh anggota secara bergilir. Jadi selama semua anggota belum menerima dana maka uang yang diterima masih sifatnya hutang.
Demi ketenangan diri dan hati serta meninggalkan keraguan, maka saya putuskan membubarkan kelompok arisan tersebut. Tentu saya sampaikan alasan seperti di atas. Beragam respon dari anggota karena sudah merasa nyaman menjalani arisan ini. Kami sudah terbiasa dan disiplin menyisihkan dana setiap bulan untuk target membeli emas Logam Mulia (LM) di daerah masing-masing.
Namun saya tetap wajib menghentikan kegiatannya. Kebiasaan disiplin menyisihkan dana untuk beli emas dapat kami lanjutkan, tapi dikelola masing-masing.
Alhamdulillah kebiasaan ini saya teruskan. Target emasnya juga tidak besar, yakni 5 - 10gr setiap 10 - 12 bulan. Jumlah yang disisihkan menyesuaikan anggaran yang tersedia.
Bersambung...
Tangsel 21 Mei 2022
Mom 4F

Family Strategic Planning (FSP) 2025 Part 2

  Pada 11 Januari 2025, Sabtu kemarin adalah perdana kami lakukan forum keluarga secara sengaja untuk membahas peta keluarga. Sehari sebelum...