Sesampai di rumah kak Salam, teman saya yang berinisiatif memulai pembicaraan. Mereka memang sudah saling kenal sebelumnya, sementara aku masih sungkan dan selama ini jarang berinteraksi langsung, meskipun kami sama-sama sebagai asisten lab bawah. Tapi semenjak saya bergabung di lab, ia sudah selesai dan kerja. Tak lama kami ngobrolnya, aku langsung menyampaikan tujuan kedatangan kami, ingin meminta saran tentang judul skripsi yang dapat aku dan partner pilih. Ia langsung menceritakan bahwa saat itu ada studi kasus proteksi jarak untuk Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) pada sebuah gardu induk akibat baru difungsikan dalam sistem interkoneksi. Ia menyarankan membuat tugas akhir tentang studi setting relay jarak sebagai proteksi utama pada saluran yang baru terkoneksi tersebut. Aku langsung menyetujui, pasangan lainnya ternyata banyak juga yang memilih studi setting relay jarak hanya beda lokasi dan kondisi lainnya saja. Tentu salah satu menjadi pertimbanganku segera menyetujui usulan judul dari kak Salam, adalah akses mendapatkan data pastinya mudah karena kak Salam sendiri bekerja di PLN, lalu landasan teori dan metode perhitungan sudah banyak referensi dari skripsi pasangan lainnya. Yaaah dulu jaman aku kuliah undang-undang plagiarisme belum seketat seperti sekarang. Tapi kami bukan yang style Copy Paste doong. Landasan teori pastinya sama dengan skripsi yang sejenis, yang membedakan adalah data berikut perhitungannya sehingga diperoleh hasil setting yang sesuai dengan kondisi ril objek penelitian (SUTT). Jika sekarang ditanya tentang isi skripsi kami, mohon maaf saya sudah lupa kecuali kalau saya baca ulang mungkin sedikit menolong recall materi-materi kuliah dulu, akh sudahlah....sekarang juga jaman sudah canggih. Perhitungan seperti itu sudah dilakukan oleh sistem (aplikasi).
Sungguh keberuntungan bagi kami, proses penyusunan skripsi kami berjalan lancar, terutama untuk memperoleh data kami tidak mengalami kesulitan. Bahkan kami tidak harus mendatangi kantor PLN untuk mendapatkannya. Kak Salam suami aku sekarang, sangat proaktif. Ia rela mengantarkanku data hingga ke rumah sepulang ia kerja. Terkadang berpikir "orang ini kok baik banget, gak capek apa harus bela-belain lagi antarin data, padahal yang lainnya biasanya harus ke kantor untuk mengambil data!". Akh terima saja, toh jadinya hemat waktu dan biaya. Bukan sekali, duakali ia melakukannya tapi berkali-kali. Terkadang aku berasumsi, apakah ia menyukaiku jadi begitu baik padaku? haha tidak mungkin aku konfirmasi hal ini kepadanya. Hingga suatu waktu ia mengabari bahwa dirinya sudah terangkat sebagai pegawai tetap PLN tapi lokasi kantornya pindah ke kota lain yang butuh waktu tempuh 3 - 4 jam dari kota sebelumnya. Aku sedikit khawatir, bagaimana nantinya aku mau konsultasi dan meminta data. Dengan kebaikannya ia bilang tetap memandu dan siap membantu jika ada masalah dengan skripsi kami, tentang data ia sudah menyampaikan ke temannya yang tidak mutasi untuk membantu kami jika ingin mengambil data. Sejak saat itu tidak ada lagi yang mengantarkan data, kamilah yang harus mendatangi kantor dan menemui temannya itu. Bersyukur saat situasi tersebut proses penyusunan skripsi kami tinggal 30%. Entah dua apa tiga kali aku dan partner mendatangi kediamannya saat wiken untuk belajar beberapa teori terkait isi skripsi kami. Ia rutin pulang ke rumah kakaknya terutama saat wiken dan sedang tidak ada perjalanan dinas. Sejujurnya untuk penyusunan isi skripsi memang aku yang dominan memikirkan dan mengerjakannya, sementara partner aku ia bantu mengetik dan bersedia menanggung lebih banyak biaya daripada aku, secara financial kondisinya jauh lebih cukup dari aku. Alhamdulillah kami saling bantu dan saling mengisi kekurangan yang ada pada kami.
Butuh waktu kurang lebih 3 bulan menyusun tugas akhir kami, akhirnya rampung. Lembar pengesahan pun sudah ditandatangani oleh kedua pembimbing kami, artinya skripsi kami sudah siap diuji didepan dosen-dosen penguji. Selama penyusunan skripsi ini, selain kak Salam banyak membantu beberapa senior lainnya juga terutama saat penggunaan program Matlab untuk perhitungan hubung singkat. Pasangan lain pun mengalami hal yang sama, mungkin yang special adalah aku diantarkan data secara langsung ke rumah, momen itulah yang paling membuatku teringat pada sosoknya, yang kemudian menjadi pasangan hidupku.
Hal penting selanjutnya yang kami lakukan adalah mengurus berkas ujian tugas akhir. Setelah memenuhi kelengkapan administrasi jadwal ujian pun diberikan oleh pihak jurusan. Hari itu aku dan teman skripsi menggunakan setelan formil yaitu jas dan rok warna hitam dengan dalaman kemeja warna putih. Sementara kebutuhan tambahan seperti konsumsi bagi penguji dan pembimbing dibuatkan oleh teman perempuan seangkatan yang belum menyusun skripsi. Kami tinggal menyerahkan kebutuhan dananya. Alhamdulillah ujian akhir berjalan lancar dan kami dinyatakan lulus dengan mendapat nilai A. Kami tentunya sangat bersyukur dengan nilai tersebut karena sepanjang proses ujian perasaan nervous tak terhindarkan. Beberapa pertanyaan dari sang penguji benar-benar menguras analisa kami karena mereka memberikan pertanyaan contoh-contoh kasus. Sementara kami masih sangat minim pengalaman untuk memahami kondisi di lapangan yang terkait dengan pertanyaan.
Tentu kabar kelulusan ini kami sampaikan ke kak Salam, dan tak lupa menyampaikan rasa terima kasih atas bantuannya selama pengerjaan tugas akhir kami, begitupun kepada teman dan senior lainnya. Yang tak kalah penting juga kami mengabari orang tua tentang hal ini melalui surat yang aku kirim melalui travel. Aku belum punya alat komunikasi sendiri saat itu selain telpon rumah tempat aku menumpang, begitupun orangtuaku yang berada di kampung. Jadi untuk memberi mereka kabar pilihannya harus dengan surat.
Selesai ujian masih ada yang harus kami lakukan, yaitu mendaftarkan diri sebagai peserta wisuda. Kami segera menyelesaikan administrasi terutama masalah pembayaran untuk beberapa hal sesuai ketentuan dari pihak kampus. Begitu selesai, kami pun sudah terdaftar sebagai peserta wisuda yang jadwalnya masih beberapa pekan kedepan. Pada suatu malam, setelah shalat Isya, telpon rumah berdering. Yang angkat telpon sepupu, kemudian terdengar memanggil nama aku "kak Nana......ada telpon, kak Salam!". Antara senang dan bertanya-tanya ada apa gerangan ia menelpon. Selama mengerjakan skripsi, aku memang sering berinteraksi dengannya baik secara langsung atau melalui telpon tapi yang kami bicarakan adalah masalah skripsi. Nah setelah aku udah lulus ujian akhir, tidak ada lagi yang dapat aku bahas dengannya. Aku raih telpon dan mengucap salam. Ia pun menjawab salam dari aku. Ia memulai percakapan dengan bertanya kepadaku sedang apa, kapan wisuda, lalu menanyakan apa rencanaku setelah wisuda nanti. Aku jelaskan apa adanya, dan kubilang setelah wisuda serta sudah menerima ijazah ingin mencari kerja di kota yang berbeda. Ia langsung menimpali "tolong infokan yah kalau jadi cari kerja di tempat jauh!". Yaah dari dulu aku memang bercita-cita bisa kerja di perusahaan tambang yang lokasinya berada di pulau berbeda dari kota tempatku kuliah. Terdorong oleh keinginan ingin punya penghasilan tinggi agar kesejahteraan lebih terjamin.
Beberapa obrolan ringan kami bicarakan, tentang teman, keluarga dan lainnya. Tiba-tiba ia diam sejenak lalu bilang "aku ingin sampaikan sesuatu kepadamu, tapi kamu jangan tertawa yah!". Kujawab eh tergantung, yang disampaikan lucu apa tidak. Lalu ia bilang "I Love You!". Aku diam beberapa saat, walau tidak terlalu terkejut, karena selama kami berinteraksi, aku sudah merasakan perhatiannya yang lebih dari biasanya. Hanya saja aku bingung dan malu harus memberi jawaban apa karena ingin juga terkesan mahal tidak asal terima saja. Di sisi lain aku sedikit merasa malu karena tidak percaya apa yang ia lihat dari diriku yang biasa-biasa ini. Akhirnya aku beranikan diri bertanya, apa yang membuatnya menginginkan aku. Dasar kami sama-sama tipe yang tak bisa merayu seperti yang di film-film romantis itu, pertanyaanku malah hanya dijawab "suka saja!". Aku pun sudah kehabisan bahan dan tak mampu mencairkan suasana biar lebih santai lalu kubilang "oke kita coba jalani!". Bukan main ia senang mendengar jawaban itu, ia pun mengakhiri percakapan dengan menyampaikan niatnya bahwa wiken pekan depan ia ingin ke rumah dan mengajak keluar. Aku merespon kalimatnya dengan senang dan kujawab "oke, datang saja!".
Sejak itu kami menjadi teman dekat. Setiap wiken selama ia tidak ada dinas ke luar kota pasti datang berkunjung dan mengajak aku jalan-jalan. Semakin lama kami semakin dekat. Ia menyampaikan niatnya bahwa kami jalan seperti ini cukup 1 tahun saja selanjutnya menikah. Qadarullah karena suatu hal diluar kendali dan faktor budaya keluarganya, yang tadinya ingin saling kenal hanya selama 1 tahun terpaksa menjadi lebih lama. Bagi aku tidak ada masalah, apalagi saat itu aku sudah kerja di sebuah industri pangan PMA (Penanaman Modal Asing), jadi waktuku tidak hanya memikirkan hal tersebut. Aku lebih mengkhawatirkannya, karena secara umur usianya sudah kepala tiga. Aku terpaut 4 tahun dengannya. Jika menunda lagi menikah, akan berpengaruh pada sisa masa kerjanya terhadap jikalau berencana memiliki anak nantinya. Kak Salam dengan sabar menjelaskan kondisinya, aku pun pada periode itu lebih memanfaatkannya sebagai momentum untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Aku mulai mengikuti kajian rutin, memperdalam dan menguatkan kembali pemahamanku tentang Tauhid, Aqidah. Aku mulai menjaga jarak dengannya karena kami belum jadi pasangan yang sah. Bila ia berkunjung, cukup ngobrol di rumah saja. Perubahan dari diriku justru membuatnya semakin suka, hal itu disampaikannya langsung. Tak jarang aku membatasi ngobrol dengannya melalui telpon, tapi ia tetap berusaha agar kami tetap terhubung.
Akhirnya menginjak masa perkenalan kami 2 tahun, ia dan keluarganya sepakat ingin melamar saya. Alhamdulillah....aku menjadi lebih tenang dan tidak lagi merasa dalam hubungan yang salah. Segala prosedur untuk menikah telah kami penuhi. Tepat 08 Januari 2006 kami pun sah sebagai pasangan suami istri.
💖👰💂💘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar