BINA AKRAB TEKNIK ELEKTRO ANGKATAN 1998 #3

BINA AKRAB berlangsung 2 malam 3 hari. Tidur di dalam satu tenda besar bersama sesama maba perempuan. Kami belum diberi waktu untuk leluasa ngobrol  santai. Setiap saat ada saja kegiatan yang harus kami lakukan di lapangan. Di sekitar hutan pinus ada beberapa rumah warga. Alhamdulillah kami dibolehkan numpang mandi di rumah tersebut. Setiap selesai shalat subuh, saat cahaya matahari mulai muncul, kami yang berjumlah sekitar 5 orang menuju ke rumah warga terdekat untuk mandi. Waow...mamdi sepagi ini rasanya seperti masuk kulkas. Suhu yang sangat dingin, membuat kami berlima mandi harus mandi kilat. Selesai mandi, kami kembali ke tenda merapikan diri dan bersiap mengikuti acara pagi.
Jadwal kumpul pagi jam 07.00 WITA di lapangan. Tidak boleh ada yang terlambat. Sepagi itu udara masih sangat dingin, apalagi ketika mandi tadi bbbrrrr.

Sampai hari itu saya belum punya teman dekat. Beda dengan maba lainnya yang memang berasal dari satu sekolah. Kebetulan di angkatan 1998, saya satu-satunya yang lulus masuk di jurusan teknik elektro. Dengan sikap dan pembawaan saya yang pendiam, masih terasa sulit untuk segera memiliki teman dekat. Ketika berada di dalam tenda, saya lebih banyak diam. Mendengarkan teman-teman lain yang asik ngobrol sebelum tidur. Kadang ada satu dua orang yang menanyai asal dan tempat tinggal saya di Makassar. Saya jawab seadanya, tanpa basa-basi atau percakapan lainnya.

Membandingkan kegiatan OSPEK, acara BINA AKRAB kegiatannya lebih ramah. Panitia lebih banyak menyajikan permainan secara berkelompok. Tujuannya agar kami segera akrab antara satu sama lain. Saya jadi paham mengapa nama acaranya BINA AKRAB. Permainan seru seperti games outbond. Tidak hanya bermain, ada juga jadwal materi. Kami harus catat materinya, dan setiap akhir materi ada tugas baik secara individu maupun kelompok. Pengisi materi adalah para senior yang berperan di organisasi kemahasiswaan. Diantaranya ketua Senat mahasiswa fakultas teknik, ketua himpunan mahasiswa teknik elektro, para ketua corps asisten laboratorium. Di hari terakhir, ketua jurusan beserta beberapa dosen turut hadir memberi wejangan dan motivasi kepada kami. Mereka berkisah tentang bagaimana kerasnya ospek dulu yang mereka jalani. Yang paling sering diingatkan adalah tentang semangat. Pesan mereka kurang kebih seperti begini : "kalian harus kuat mental dan fisiknya untuk menempuh perkuliahan di teknik. Tidak boleh mudah putus asa, mau bergaul, punya daya juang agar mampu menuntaskan kuliah dengan tepat waktu atau bahkan lebih cepat". Begitulah nasihat dari dosen dan ketua jurusan.

Pada malam terakhir, yang hadir membawakan materi adalah senior yang berperan sebagai asisten laboratorium dan ada juga sebagai asisten dosen. Mereka memberikan gambaran sekilas tentang pembagian jurusan yang lebih spesifik lagi nantinya. Di Teknik elektro terdapat 3 jurusan, yaitu Teknik Energi, Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektronika dan Kendali. Masing-masing pembicara menyampaikan sekilas tentang kegiatan di laboratorium, percobaan apa saja yang akan dilakukan. Mereka sudah berpesan bahwa untuk bisa ikut percobaan (praktikum) harus lulus responsi, mereka namakan responsi pintu yakni asisten mengecek kelengkapan mahasiswa(i) beserta kerapihan dalam berpakaian, selanjutnya mengajukan 1 atau 2 pertanyaan singkat terkait materi yang akan dipraktekkan. Jika mahasiswa dapat menjawab, berarti boleh masuk. Eh tunggu dulu, masih ada responsi materi selanjutnya. Tentang responsi saya akan ceritakan pada edisi khusus.

Acara pada malam terakhir pun ditutup dengan menyalakan api unggun dan menyanyikan lagu "kemesraan by Iwan Falz". Kami semua kembali ke tenda untuk beristirahat. Oh iyah masalah konsumsi, kami makan berat sebanyak 3 kali sehari berupa nasi bungkus. Sepertinya panitia pesan di warung yang ada di sekitar lokasi.

Pagi hari yang sejuk, setelah beberapa menit melakukan gerak fisik kami diberi arahan oleh panitia agar melakukan persiapan untuk pulang ke Makassar. Tugas kami hanya mengurus barang masing-masing, merapihkannya dan jangan sampai ada yang ketinggalan. Sementara diluar barang bawaan kami, dibereskan oleh panitia.
Pada acara BINA AKRAB inilah kali pertama
saya mendatangi daerah Malino yang terkenal dengan cuacanya yang sangat dingin. Di sana terdapat banyak perkebunan sayur dan buah. Hasil panen petani dari daerah tersebut dikirim ke Makassar. Kualitas buah dan sayurnya tidak diragukan lagi. Malino juga menjadi daerah agrowisata serta sebagai pilihan lokasi penelitian para mahasiswa pertanian.
Alhamdulillah, sempat menghirup udara sejuk di sini. Saya berharap suatu waktu bisa kembali tapi untuk wisata, bukan OSPEK atau sejenisnya hehe.
****
Tangsel, 1 Pebruari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengikat Makna, Hikmah Belajar di Kelas Persiapan KLIP 2022

Red Campus #7

Perjalananku melihat kedalam diri